KARAWANG, RAKA - Bantuan Pemerintah Pusat Rp 1 miliar untuk bencana banjir akan diarahkan buat pamulihan atau recovery usai banjir di Kabupaten Karawang, meski awalnya dana tersebut akan diarahkan pada pemenuhan logistik bagi para pengungsi. Hal itu dikatakan Sekda Teddy Rusfendi Sutisna, Minggu (26/1) kemarin.
"Karena banjirnya sudah surut, kami mau meminta izin agar dana tersebut dialokasikan ke recovery pasca banjir saja. Itupun kalau diperkenakan. Walau kami sendiri masih was-was banjir susulan terjadi lagi seiring cuaca belum stabil benar. Masalahnya, jika curah hujan kembali tinggi, terutama di Bogor dan Cianjur, debit air Cibeet bukan mustahil meluap lagi di daerah kita," ujarnya kepada para awak media.
Mengenai kerusakan infrastruktur akibat tergerus banjir, terutama jalan kabupaten sepanjang 100 kilometer, dikatakan Teddy, pihaknya masih melakukan verifikasi di lapangan untuk menghimpun data terkini. Khawatir, ada kerusakan susulan atau yang lainnya yang belum terekap. Apalagi banjir kali ini telah menggenangi hampir seluruh wilayah di Kabupaten Karawang. Dari 30 kecamatan, cuma 2 kecamatan yang selamat tanpa terkena banjir. Bagi rumah warga miskin yang ikut ambruk terseret banjir, sekda berencana mau membantu melalui program rutilahu (rumah tinggal layak huni).
Sedangkan area pertanian teknis yang sama-sama terendam seluas sekitar 25 ribu hektare, menurutnya Pemkab Karawang juga sedang menunggu semua benar-benar surut. Karena hingga kemarin, hektaran hamparan sawah masih dalam kondisi terendam. "Setelah semua surut, dari sana nanti kami bisa memastikan berapa hektare tanaman padi maupun persemaian yang mati. Kami membutuhkan waktu beberapa minggu kedepan. Bagi persemaian dan tanaman padi yang mati akibat terkena banjir, kami upayakan membantu petani dengan mengganti bibit buat tanam ulang," janji sekda.
Sebelum banjir datang, bencana alam berupa puting beliung sempat merusakan rumah-rumah warga di beberapa kecamatan. Kini, kerusakan bertambah setelah bencana banjir datang menyerbu pemukiman penduduk sampai menenggelamkan ribuan hektar sawah. Sehingga dipastikan dia, jadwal panen raya di Karawang tertunda. Bahkan tidak tertutup kemungkinan produksi gabah di daerah lumbung padinya Jawa Barat ini berkurang. Dampaknya, suplai kebutuhan beras nasional turut terganggu tatkala di beberapa daerah lainnya seperti Subang sama-sama terendam banjir. "Selain puting beliung dan banjir, di wilayah kita pun terjadi longsor," tambahnya. 60 Rumah Masih Tergenang
Di tengah orang lain sudah kembali ke rumah sejak banjir surut akhir pekan kemarin, sekitar 60 kepala keluarga di Dusun Kampek, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, masih berada di pengungsian. Karena hingga Minggu (26/10, rumah mereka tetap digenangi air. Kendati ketinggian air sudah terus berkurang hingga tersisa sampai betis orang dewasa, warga di dusun ini merasa belum bisa tinggal di rumahnya. "Kami lebih memilih tinggal di masjid yang sudah surut," ujar Anam, salah seorang warga korban banjir saat RAKA mengantar bantuan nasi kotak kepada mereka dari keluarga Kepala Disduk Catpil, Eka Sanatha, kemarin. Mereka juga berharap para dermawan untuk tidak bosan memberikan bantuan, terutama nasi siap makan maupun pakaian bekas layak pakai.
Warga Karangligar lainnya yang rumahnya terendam hingga kini adalah mereka yang tinggal di RT 04/01. Di Dusun Pangasinan inipun tersisa beberapa rumah lagi yang di dalamnya terdapat genangan air dari ratusan hektare sawah yang masih terendam. Sumber genangan berawal dari luapan sungai Citarum. Biasanya, berdasarkan pengamatan RAKA, ketika di hamparan sawah ini terkena banjir, untuk kembali surut butuh waktu hingga berhari-hari. Pasalnya, saluran pembuang yang ada cukup sempit, terutama yang mengalir di samping perumahan Resinda. Alhasil, genangan air yang membuat jalan utama akses warga Karangligar, Parungsari, Sukamakmur, dan sekitarnya menuju dan dari jalan interchange Karawang Barat tidak bisa dilalui jenis kendaraan apapun. Sampai Minggu (26/1) saja, ketinggian air di jalan akses desa ini masih setinggi paha orang dewasa. Warga berharap, Pemkab Karawang melalui OPD terkait segera memperbaiki saluran pembuang agar genangan air banjir cepat surut. Sehingga arus lalulintas warga untuk menuju kota Karawang atau sebaliknya tidak terus terganggu. "Selama jalur itu terendam banjir, terpaksa kami menggunakan jalan lain memutar arah melewati Badami yang jaraknya lebih jauh 3 kali lipat," keluh warga setempat, Endung Sumarna. (vins)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar