Selasa, 21 Januari 2014

Gelombang Pasang Capai 3 Meter, Pemukiman Nelayan Lumpuh

CILAMAYA KULON, RAKA- Gelombang pasang perairan utara semakin mengganas, pasalnya ombak setinggi 3 meter yang melanda perairan laut Karawang berdampak semakin meningginya banjir disejumlah pantai yang menjadi pemukiman nelayan. Disisi lain, banjir kiriman dari berbagai aliran sungai bermuara ke laut utara. Kondisi demikian, membuat para nelayaan stop melaut dan semakin merugi.
Nelayan Ciparage, Kecamatan Tempuran, Miscu mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Karawang, agar para nelayan memilih berhenti melaut selama 3 hari terakhir karena gelombang laut pada tanggal 20-21 Januari mencapai 4 meter diatas permukaan. Kondisi ini juga diperparah dengan banjir sawah yang melanda sejumlah pemukiman nelayan. Dampaknya, selain ratusan hektar sawah dan tambak terendam, pantai dipesisir Ciparage juga waspada. "Nelayan stop melaut, belum bisa diketahui berapa yang terendam akibat gelombang pasang ini," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pasirputih, Kecamatan Cilamaya Kulon, Sahari,  sekitar pesisir Pasirputih Karawang, nelayan sudah tidak bisa melaut karena gelombang setinggi 3 meter disertai angin kencang tak bisa dihindarkan. Akibatnya, lanjut Sahari, banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring rajungan dan bubu tidak bisa keambil atau dibawa pulang lagi, bahkan hujan dengan intensitas tinggi memperparah pemukiman nelayan di Pasirputih dengan ketinggian air 1 meter. Sampai saat ini, tambahnya, semua masyarakat Pasirputih mengungsi. "Gelombangnya capai 3 meter, nelayan stop melaut, pemukimannya juga terendam," katanya.
Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Karawang, Yayat Supriyatna mengingatkan, berdasarkan sumber Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika SI-MAIL DPK Provinsi Jabar, bahwa 20 sampai 21 Januari 2014, perairan Utara arah angin dari barat kecepatanya 10-28 knot, cuaca hujan, gelombang sig/maks 1-2m/2-3,5 meter. Menurutnya, yang dikhawatirkan nelayan adalah angin, karena walau gelombang tinggi, masih saja ada sebagian nelayan yang melaut, tapi pihaknya tetap menghimbau agar tidak melaut.
Untuk sementara, lanjutnya, dana paceklik dari pengelola TPI atau KUD agar segera dikeluarkan. Selanjutnya pihak dinas sedang mendata jumlah nelayan untuk diusulkan bantuannya. "Benar gelombang tanggal 21-22 ini tinggi, kita minta nelayan agar stop melaut dan pengelola TPI dan KUD segera mungkin keluarkan dana paceklik," pungkasnya. (rud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar