TELAGASARI, RAKA- Kelompok Tani Ma'mur, Desa Linggarsari, Kecamatan Telagasari, menginginkan program Jitut Jides di desanya dilanjutkan, lantaran saluran tersier masih harus diberikan tanggul akibat sering limpas dan tanpa penahan yang kokoh.
Ketua Kelompok Tani Ma'mur, H Ijum mengaku, akibat hujan yang terus mengguyur dengan intensitas tinggi, memicu luapan air di irigasi RT 05/05, limpas ke sawah dan mengancam puluhan hektar sawah terendam. Selama ini, di tahun 2013 proyek Jitut cukup membantu mengendalikan air, karena TPT yang dibangun menyelamatkan arus air pada yang semestinya, hanya saja proyek yang sudah rampung tersebut masih banyak ditemui kendala antara lain terusannya yang masih saja limpas karena masih puluhan meter. Ia berharap, dinas pertanian bisa kembali memprioritaskan program Jitut di desanya, agar keberlangsungan areal pesawahan bisa normal kembali tanpa harus terus menerus membuat tanggul karung maupun penahan dari bambu. "Kita ingin Linggarsari ini diprioritaskan untuk Jitut Jides ini," katanya.
Sementara itu, saat ditemui di kantornya, Kepala UPTD Pertanian Telagasari, Handoko mengakui , hasil cek lapangan memang irigasi di Desa Linggarsari ada yang masih rusak akibat limpasan air, soal ajuan ia menyebut pihaknya sudah dua kali bagi semua desa agar bisa dapat program Jitut Jides tahun 2014. Soal prioritas, diakuinya, Linggarsari memang masih dibutuhkan dan segala kewenangan penuh menentukan prioritas langsung dari UPTD. Di Desa Linggarsari, tambahnya, sedikitnya 80 hektar sawah terendam saat banjir baru-baru ini, jumlah tersebut melingkupi pesawahan di tiga kelompok baik Ma'mur, Srijaya dan Lingkungsari. Ia mewanti-wanti petani, agar mewaspadai migrasi tikus dari arah Tempuran dan keong diusia tanam yang rata-rata memasuki usia 45 hari. "Semuanya kita ajukan, memang Linggarsari masih perlu dilanjutkan tapi soal prioritas biar nanti saat sudah Acc," katanya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar