Kamis, 23 Januari 2014

Sudah Satu Meninggal Karena DBD

-21 Orang Lainnya dalam Penanganan Serius

KARAWANG, RAKA - Sejak banjir merendam hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Karawang selama sepekan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat 22 kasus penyakit demam berdarah dengue(DBD). Bahkan satu diantaranya menimbulkan korban jiwa.

Menurut informasi yang berhasil diperoleh RAKA di lapangan, korban meninggal yang diketahui warga Kaceot, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat, disebabkan terlambat ditangani sehingga kesehatan korban sudah dalam keadaan shock. Meski mendapatkan perawatan selama satu hari, namun dengan kondisi trombosit yang semakin anjlok, korban tidak tertolong. "Itu yang meninggal sudah stadium tiga," kata Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Dadang Wahyudin, disebabkan
Disinggung tingginya angka DBD saat musim banjir ini, diakui Dadang sebelumnya ada perubahan dari kemarau ke penghujan. Hal itu memicu meningkatnya populasi nyamuk. Dimasa peralihan musim ini sangat berbahaya dan rentan terkena DBD. Kedepan juga diprediksi potensi penularan DBD masih cukup besar. "Untuk hari ini tercatat ada 5 laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan positif DBD, dan akan ditangani dengan dilakukan fogging dan abatesasi. Cikampek dua orang, Jatisari satu orang, Kotabaru satu orang dan Jomin satu orang," katanya.
Ia melanjutkan, potensi penularan DBD akan terjadi hingga bulan Mei mendatang. Hal ini perlu diwaspadai para pengungsi banjir, karena di tempat pengungsian terjadi mobilitas manusia yang tinggi sehingga semakin beresiko terkena demam berdarah. "Banjir begini mah susah diantisipasi. Tapi kalau terus-terus hujan nyamuk tidak sempet berkembang biak," ulasnya.
Melihat itu warga diminta waspada terhadap penularan penyakit akibat gigitan nyamuk ini, karena jika lambat ditangani akan beresiko kehilangan nyawa. "Hati-hati demam berdarah, cepat dibawa ke fasilitas kesehatan karena jika telat resikonya meninggal," tegas Dadang.
Sementara itu, menurut Kabid Pengamatan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Sri Sugihartati, dari laporan yang ia terima untuk perkembangan penyakit yang mendapat pelayanan pos kesehatan banjir tercatat 1.153 orang. "Penyakit gatal-gatal itu menjadi penyakit populer saat banjir ini," ujarnya.

Penderitaan Belum Berakhir
Dihantam puting beliung, direndam luapan air sungai, tinggal di pengungsian ala kadarnya, minimnya suplai air bersih, kini berbagai macam penyakit menyerang korban bencana di Kabupaten Karawang.
Minimnya asupan gizi karena makanan yang dikonsumsi serba instan melemahkan daya tahan tubuh pengungsi. Bahkan, pengungsi di wilayah Karawang utara, mulai meminta-minta ke pengguna jalan. Akibatnya, menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, 7665 jiwa. Selain didominasi penyakit luar seperti gatal-gatal, penyakit dalam seperti Ispa yang tidak kalah berbahayanya juga banyak diderita pengungsi. "Di tempat pengungsian juga keadaannya gak nyaman. Becek, kalau malam dingin karena hujan terus," tutur Icih (45), pengungsi di Karawang Barat.
Arman (13), pengungsi lainnya terpaksa tidak sekolah karena pakaian sekolah dan buku-buku pelajaran hanyut setalah Sungai Cibeet merendam desanya. Kini, ia hanya berharap Pemerintah Kabupaten Karawang memberikan bantuan pakaian sekolah dan buku-buku bagi anak sekolah yang menjadi korban banjir. "Sekolah gak ada baju, jadi di tempat ngungsi saja bareng emak," katanya.
Sementara itu, Ida (41) warga Blok GG No 42 mengaku sudah kelelahan menghadapi musibah banjir yang hampir setiap tahun terjadi. Apalagi, ibu satu anak ini juga telah dipaksa  bekerja keras membersihkan rumah dari lumpur serta pakaian yang ikut terendam banjir. "Ampun dah, pinggangku sudah sakit sekali karena hampir tidak berhenti kerja dari kemarin sampai sekarang (kemarin siang)," ungkapnya.
Untuk sementara, kata dia, seluruh barang-barang miliknya yang sebelumnya sudah ditempatkan di tempat yang lebih tinggi tidak akan diturunkan karena khawatir Citarum kembali meluap. "Tetapi, jika pemerintah telah mengeluarkan pengumuman yang menyatakan hujan tidak akan turun lagi, tentu barang-barang ini akan dirapikan kembali," jelasnya. (vid/rk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar