Pemilu 2014 sudah diambang mata. Bagi pelaku usaha, hiruk pikuk dan gegap gempita pesta yang rutin diselenggarakan setiap 4 tahun sekali itu menjadi momentum yang tak akan disia-siakan.
TIDAK sedikit pelaku usaha yang sudah eksis yang memanfaatkan momentum ini. Tak sedikit pula wajah-wajah baru yang coba ambil untung dari kesempatan ini. Pasalnya, prospek bisnis pada momentum tersebut sangat menggiurkan.
Ada tiga bisnis skala usaha kecil dan menengah (UKM) yang setidaknya bakal meraup untung besar menjelang hingga berlangsungnya pesta demokrasi mulai dari bisnis atribut parpol, bisnis kuliner, hingga bisnis sewa-menyewa mobil. Kendati kesempatan terbuka bagi pemain baru, momentum pemilu 2014 tetap dinilai sebagai peluang ciamik bagi mereka yang sudah terlebih dahulu eksis dalam bisnis tersebut.
�Ini kesempatan bagi mereka yang sudah �belajar lari� dan yang sudah mengikuti �lari marathon.� Belajar lari dan lari marathon berarti mereka sudah punya bisnis itu dan tinggal mengembangkannya saja menjadi lebih besar,� ujar Handito Joewono, Chairman the Entrepreneurship Indonesia.
Menurut Handito, pesta demokrasi seharusnya digunakan oleh pelaku usaha yang sudah eksis untuk memacu tumbuh kembang bisnisnya menjadi lebih besar dari sebelumnya.
�Bagi pelaku usaha yang sudah eksis, masa pesta demokrasi bisa jadi momentum untuk lebih mengembangkan bisnisnya. Yang biasanya hanya menjual 1, dengan adanya momentum tersebut bisa menjual 3 atau lebih banyak lagi. Ini peluang yang harus dimanfaatkan.�
Kendati demikian, hal ini tidak berarti pelaku usaha yang baru tidak bisa mencicip laba dari bisnis yang laris manis pada momentum tersebut. Calon pelaku usaha bisa saja ikut mencecap peluang prospektif. Hanya saja, gunakan momentum saat ini untuk memulai. �Jangan sampai ada paradigma hanya memanfaatkan momentum pemilu. Jika ada yang mau mulai, mulai sekarang. Lalu, pakai April sebagai momentum untuk membesarkan bisniskarena momentum ini tidak sering-sering hadir.�
Handito tak menampik menjelang pemilu, UKM terutama skala kecil tumbuh bak musim cendawan di musim penghujan. Namun, biasanya setelah pemilu, tak banyak yang bisa bertahan. Pesta usai, usahanya pun tutup buku.
�Sah-sah saja jika seseorang ikut mencicip laba di bisnis ini. Tapi apakah berkelanjutan? Ini yang seringkali tidak dipahami. Hasilnya, banyak yang mati begitu pemilu berakhir.�
Padahal, usaha yang dirintis oleh pelaku usaha baru selalu didorong untuk terus berkembang. Usaha yang berkelanjutan tentu saja akan menopang masa depan bisnis mereka yang pada ujung-ujungnya ikut menggerakkan perekonomian nasional. (zie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar