Selasa, 25 Februari 2014

Banjir Datang Lagi, Warga Makin Susah

WARGA Rengasdengklok yang rumahnya kembali terkena banjir akibat hujan yang masih turun dalam beberapa hari terakhir kembali mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Para pengungsi kini butuh bantuan makanan dan obat-obatan. Bahkan, kondisi para pengungsi banjir saat ini lebih parah ketimbang saat banjir sebulan lalu.
Marni (40) seorang pengungsi yang juga ibu beranak tiga warga Dusun Kalijaya harus menempati tenda pengungsian yang beberapa waktu lalu pernah ditempati selama dua minggu. Kini ia terpaksa kembali lagi ke pengungsian tersebut, akibat rumah tinggalnya terendam air sedalam pinggang orang dewasa.
"Kita tidak berharap atau tergantung kepada  bantuan saja, secara pribadi itu telah membuat kita keenakan, padahal bantuan yang sangat di harapkan adalah pemerintah melakukan upaya agar pemukinan langganan banjir ini bisa terbebas dari genangan air," harapnya.
Begitu pula pengungsi lain bernama Hasan. Menurutnya, bantuan berupa apapun sifatnya hanya sementara. Saat ini, menurutnya bantuan yang diharapkan warga adalah bagaimana mengantisipasi genangan air tidak berulang ulang merendam pemukimannya. "Pemerintah seharusnya sudah tahu solusinya, seperti melakukan normalisasi pada saluran pembuang sehingga air berjalan lancar tidak ada yang tersumbat, perbaiki saluran atau pasang mesin penyedot," pintanya.
Saepudin warga Kalijaya Dua pada RAKA mengatakan, banjir kali ini bisa dibilang lebih cepat datangnya. Air langsung besar dan tinggi, banyak dokumen atau peralatan lain tidak terselamatkan seperti springbad dan lainnya. �Karena kondisi rumah berada di dalam. Dan air langsung besar untuk menyelamatkan dokumen dan lainya tidak keburu. Sehingga bisa dibilang malah banjir kali ini yang lebih dahsyat,�akunya pada RAKA.
Ditambahkan dia, korban banjir pun bisa dibilang ini kejadian yang mengagetkan. Karena dipikir sudah selesai dan meski ada hujan juga banjirnya tidak secepat ini. �Kita sendiri baru menikmati tidur di rumah, dan yang usaha juga baru mulai dagang. Tapi karena hujan yang turun membuat banjir yang datang begitu cepat. Yang akhirnya banyak dokumen warga yang malah ikut hanyut karena saat dibawa tercecer akibat terburu-buru karena untuk menuju jalan yang posisinya lebih tinggi lumayan jauh dan terhalang banjir yang sudah keburu mengepung perkampungan,�ungkapnya.
Camat Rengasengklok, Asep Wahyu Suherman membenarkan permintaan warga tentang perbaikan saluran. Dengan adanya normalisasi, pada musim hujan diharapkan mampu melancarkan air agar tidak tertahan akibat mampet dan tersendat.
"Tercatat 300 kepala keluarga yang menempati tenda pengumgsian tersebut. Terkait normalisasi saluran, telah berjalan namun terhenti akibat guyuran hujan. Apabila rampung, kemungkinan air tidak akan tersendat lagi," imbuh Camat.
Air hujan yang menggenangi ratusan rumah di Kalijaya Satu dan Kalijaya Dua, disebabkan minimnya saluran air pembuang, sehingga air tidak turun dan mengakibatkan genangan besar. Banjir di dusun ini terbilang rutin, terjadi hampir setiap tahun, setiap musim hujan.
"Kami sudah ajukan agar pemerintah membuatkan danau di Dusun Kalijaya II ini, agar air hujan yang tidak mengalir bisa ditampung di danau itu," kata Kepala Desa Rengasdengklok Utara Dedi Mulyadi.
Selain Kades, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Karawang, Gunadi Rahmat juga mengkritisi musibah banjir yang ada di Rengasdengklok khusunya di Desa Rengasdengklok Utara ini jangan hanya disikapi dengan bantuan. Tapi ke depan semua pihak dalam hal ini juga pemerintah untuk memikirkan kosep pembangunan yang juga dipikirkan saluran pembuangan air.
"Kita ambil contoh, untuk di Dusun Klaijaya 2 ini, mungkin sebelum ada jalan beton, aliran aira hujan bisa langsung mengalir sambil meresap tanah yang jika dari hulu 100 kubik meter kemungkinan saat tutun akan berkurang.Tapi untuk saat ini dengan kondisi jalan banyak beton tapi tidak ada pembuangan air sehingga dari hulu 100 kubik sampai bawah juga tetap karana tidak ada serapan selama perjalanan,"contohnya.
Ditambahkan dia, untuk saat ini, hujan yang turun seolah langsung ditampung tanpa ada ruang serapan dan juga saluran air yang baik.Sementara kondisi tanggul Citarum sudah direkayasa perbaikan, justru banjir warga malah datang dari air hujan yang turun dan itu tidak ada saluran pembuangan yang baik dan juga lahan serapan tidak ada.Hasilnya, saat ini hampir semua wilayah dilanda banjir yang setiap tahun justru meningkat."Sudah saatnya, pemerintah dalam membangun baik kota ataupun desa memiliki konsep saluran juga menjadi bagian dari pembangunan yang ada,"sarannya. (dri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar