Untuk memastikan si pelaku pelajar atau bukan tak cukup dilihat dari usianya yang masih muda. Usia ABG (Anak Baru Gede) tak menjamin yang bersangkutan itu pelajar. Kecuali jika saat kejadian pelaku masih mengenakan baju seragam sekolah. Apalagi kejadiannya pada malam hari.
KEPALA Bidang Kabid Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Disdikpora Kabupaten Purwakarta menyatakan kesiapannya melakukan penyelidikan terhadap dugaan adanya sejumlah pelajar yang memanfaatkan gerbong kereta api di stasiun KA Purwakarta sebagai tempat mesum.
"Kalau kabar itu benar, kita akan selidiki dulu, benar atau enggak bahwa pelaku itu pelajar," kata Kabid Dikmen Disdikpora Kabupaten Purwakarta, Diaudin, Jumat (14/2).
Sebab untuk memastikan si pelaku pelajar atau bukan, tak cukup dilihat dari usianya yang masih belia. Usia ABG (Anak Baru Gede) tak menjamin yang bersangkutan itu pelajar. Kecuali jika saat kejadian, pelaku masih mengenakan baju seragam sekolah. Apalagi kejadiannya pada malam hari. "Intinya kita akan pastikan dulu. Apalagi, malam hari sudah wilayah orang tua yang melakukan pemibnaan, bukan sekolah" ucap Diaudin.
Meski begitu, lanjut Diaudin, pihaknya tetap akan merespon setiap masukan dan laporan yang masuk. Dan jika pun nanti terbukti ada pelajar yang melakukan tindakan demikian (mesum,red) sanksi pasti akan diberikan. Bentuknya bisa berupa peringatan hingga dikeluarkan dari sekolah. "Kalau benar demikian, ada sanksi," ancam Diaudin.
Sempat diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta mensinyalir rangkaian gerbong kereta api di stasiun KA Purwakarta kerap disalahgunakan untuk berbuat mesum. Para pelakunya masih berusia ABG, sebagian diantaranya bahkan diduga pelajar.
"Ada laporan ke kita, karena gelap rangkaian gerbong ini pada malam hari sering dijadikan tempat mesum. Parahnya lagi, banyak diantara mereka para pelakunya adalah ABG," ucap Ketua MUI Purwakarta, KH Abun Bunyamin didampingi sekretarisnya, Safarudin usai menggelar rapat mingguan di gedung dakwah Purwakarta, Rabu (12/2).
Selain ke pihak PT KAI, MUI juga meminta Disdikpora untuk turut melakukan pengawasan. Terlebih, sebagian dari para ABG tersebut diduga masih tercatat sebagai pelajar di sejumlah sekolah di Purwakarta. Paling tidak, dinas melakukan koordinasi intens dengan Satpol PP.
Abun menilai, upaya antisipasi perlu dilakukan agar praktek maksiat tak makin menyebar di Purwakarta. Dengan begitu, sejak dini potensi permasalahannya bisa ditekan.
"Upaya antisipasi perlu dilakukan agar kondisi lebih parah tak terjadi," desak Abun.
Sebelumnya masih menyikapi keluhan MUI pelajar mesum di gerbong KA, Satpol PP Purwakarta meresponnya dengan melakukan patroli di sekitar lokasi. Seperti diakui Kabid Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Purwakarta Jaya Pranolo bahwa patroli sebenarnya sudah rutin dilakukan oleh jajarannya. Hanya sejauh ini masih fokus di bagian depan stasiun karena berdekatan lokasinya dengan gedung kembar yang diketahui merupakan kantor kedua, Bupati Purwakarta. Sementara posisi sampah gerbong kereta tersebut berada jauh di sebrang stasiun.
Tak itu saja, Jaya juga menjanjikan akan melakukan koordinasi dengan pihak stasiun untuk membahas bisa tidaknya belasan gerbong kereta yang sudah tidak dipakai ini dipindah ke lokasi lain. Atau paling tidak, jika pun tidak diungsikan, dapat dipasang lampu penerangan di sekitar lokasi sehingga pada malam hari kondisinya tidak terlalu gelap. Dengan begitu, potensi lokasi itu dijadikan tempat maksiat dapat ditekan. "Secepatnya kita akan koordinasi dengan pihak stasiun supaya solusinya bisa segera dicarikan," terang Jaya. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar