PLERED, RAKA - Warga di Desa Plered, Kecamatan Plered, masih mengeluhkan langkanya gas elpiji ukuran 3 kilogram (kg). Nia (23) pemilik toko sembako dan juga pengecer elpiji 3 kg di Kampung Coblong, Desa Plered, mengaku, elpiji saat ini dirasakan semakin langka. Tak jarang masyarakat kembali dengan tangan kosong setelah datang ke tokonya.
"Saya juga suka kasihan sama pelanggan saya yang nggak kebagian, mau nyari di warung lain juga sama susah," kata Nia kepada Radar Purwakarta, Jumat (28/2) kemarin.
Ia melanjutkan, elpiji biasanya diperoleh dari pemasok setiap hari, namun semenjak dua pekan terakhir pangkalan elpiji hanya memasok tiga kali dalam seminggu. "Kalau dulu elpiji ini mudah diperoleh. Tapi sekarang susah, mesti ngantri dan itu juga harus ambil sendiri ke pangkalan," keluhnya.
Selain memperoleh jatah hanya tiga kali dalam seminggu, jumlah elpiji yang berhasil diperoleh juga terus dikurangi. "Biasanya 20 tabung, sekarang hanya diberi 10 tabung saja. Pertabungnya saya jual eceran ke pembeli dengan harga Rp 17 ribu," tambahnya.
Di tempat terpisah, Asep (33) pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Desa Citeko, Kecamatan Plered, menerangkan, pasokan ke pangkalan elpiji yang dia miliki terus mengalami pengurangan. Terlebih dari pihak agen, hanya mengirim tiga kali dalam seminggu. "Memang kalau dulu saya dijatah setiap hari. Tapi untuk sekarang saya selalu dikirimi 300 tabung, setiap Selasa Kamis dan Sabtu. Itu karena pasokan berkurang, sementara masih aman. Cuma ya kaya gitu, setiap jadwal datang pasti sehari cepat habis," paparnya. (awk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar