Jumat, 21 Maret 2014

Jalan Jembatan Gonggo Amblas

*Warga Kembali Mendesak Larang Truk Tronton Melintas 

PANGKALAN, RAKA - Ruas Jalan Badami - Loji tepatnya jembatan kecil Gonggo di Kampung Kidangranggah, Desa Cintaasih, Kecamatan Pangkalan amblas. Padahal ruas jalan itu belum genap setahun diperbaiki. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan warga setempat menanam pohon dijalan amblas tersebut.

Sejumlah pengamat menilai kerusakan itu terjadi lantaran beban jalan tidak mampu menahan beratnya kendaraan bertonase besar yang melintas di ruas tersebut. Seperti diungkapkan M. Jois, aktipis lingkungan yang eksis mengamati permasalan jalan raya di jalur Badami - Loji. Menurut warga Kampung Bakanpedes, Desa Cintaasih ini, kerusakan tidak akan terjadi jika peraturan yang berlaku saat ini ditegakkan secara tegas. Kendaraan-kendaraan yang boleh melintas di ruas itu benar-benar dipantau. "Jalur Badami-Loji ini merupakan jalan kelas tiga. Mestinya untuk kendaraan-kendaraan bertonase besar dilarang melewatinya karena tidak sesuai dengan beban jalan," ucapnya.
Sayangnya, aturan yang ada tidak benar-benar ditegakkan. Buktinya, sampai saat ini masih banyak kendaraan-kendaraan berat seperti tronton melintas dengan bebasnya. "Sepertinya disepanjang jalur Badami-Loji tidak ada petugas atau aparat pemerintah selaku penegak hukum lalu lintas. Sebab sampai saat ini kendaraan yang melintas diluar kelas jalan malah semakin banyak,� ucapnya.
Hanya saja, Jois merasa aneh, jika memang tidak ada petugasnya, mengapa disepanjang jalur Loji-Badami banyak pungutan liarnya diluar retribusi. "Saya yakin Pemerintah Daerah Karawang tidak akan mengeluarkan tanda bayar retribusi jika diluar kemampuan kapasitas jalan. Makanya, jika dipikir-pikir aneh juga kalau armada besar seperti tronton dan sarat muatan bisa melintas bebas jika tidak membayar. Mustahil mereka yang menjadi petugas tidak tahu ada pelanggaran yang terjadi secara terus-menerus," tandas Jois. 
Karenanya, dilanjutkan Jois, sebuah kewajaran jika ruas Jalan Badami-Loji akan cepat rusak. Sebab yang melintasnya sendiri kapasitas muatannya bukan hanya melebihi akan tetapi melanggar aturan. Sehingga akhirnya berdampak pada kerusakan jalan, serta merugikan semua pengguna jalan.
Satu hal lagi menurut Jois terkesan janggal adalah ketika menyaksikan jalan itu diperbaiki. Hampir setiap kali terjadi kerusakan yang membetulkan selalu pihak perusahaan bukan pemerintah. Padahal jelas-jelas Jalan Badami-Loji adalah aset pemerintah. "Ada kesan aneh tiap kali melintas di jalur ini. Saya merasakan jalan ini (Badami-Loji, red) adalah jalan perusahaan bukan jalan pemerintah. Karena, yang memperbaiki tiap ada kerusakan adalah pihak perusahaan, kendaraan-kendaraan yang melintas di jalan itu juga rata-rata milik perusahaan," ucapnya. (ark)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar