Kamis, 27 Maret 2014

Puvelia Mendapat Simpati Warga Plered

PLERED, Sekitar Karawang � Puvelia Audriana Putri, bocah enam tahun korban dugaan kasus malpraktik Klinik Eka Medika Plered, saat ini mendapat sorotan serius masyaSekitar Karawangt Plered. Selain merasa kasihan Warga juga menyesalkan tindakan medis pihak klinik hingga mengakibat Puvelia menderita hingga terancam diamputasi. 

Seperti diakui Wahyudin (29) warga kampung Empang Sari, Desa/Kecamatan Plered. Dia mengaku, kejadian yang menimpa bocah malang tersebut saat ini telah menjadi konsumsi warga Plered. Tak jarang, obrolan yang diperbincangkan warga tidak lepas dari Puvelia, bocah lucu yang terancam diamputasi. �Kasihan Puvelia. Tidak bisa dibayangkan andai bocah selucu itu harus kehilangan anggota tubuhnya," ucapnya.
Hal senada dikatakan Iza (23) warga Palinggihan, Kecamatan Plered. Menurut dia, sekarang ini, dimana-mana di Plered orang membicaSekitar Karawangn PUvelia. Dan seakan menjadi topik hangat. Kejadian yang menimpa tetangganya itu menjadi tema obrolan bagi sejumlah warga. �Saya tidak mengikuti dari awal, tahu-tahu sudah ramai saja masyaSekitar Karawangt membicaSekitar Karawangn ini. Tapi secara pribadi saya menyesalkan Klinik Eka Medika. Kasihan kan Puvelia. Masih kecil sudah menderita seperti itu,� ujarnya.
Sebelumnya, Camat Plered Asep Gumilar beserta jajarannya melakukan sidak ke Klinik Eka Medika di Jalan Raya Warung Kandang, Desa/Kecamatan Plered, Rabu, (19/3) Kemarin. Sidak tersebut menyusul maraknya pemberitaan media terkait dugaan malpraktik yang dilakukan okum karyawan di klinik tersebut, yang mengakibatkan dua tangan Pupelia (6) bocah asal Desa Palinggihan, Kecamatan Plered mengalami pembusukan, sehinggga dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Camat sendiri mengaku, sidak yang dilakukan bersama stafnya merupakan upaya kelarifikasi dan menggali informasi langsung dari pihak kelinik, terkait pemberitaan media masa yang belakangan ini ramai diperbincangkan masyaSekitar Karawangt. �Ini  betul-betul sangat merugikan masyaSekitar Karawangt kami, makanya perlu dilakukan sidak. Kita perlu melakukan pengecekan ke kelinik, karena hal ini menyangkut dengan nasib warga Kecamatan Plered,� ujar Asep.
Namun, niat untuk langsung mengorek kejelasan terkait dugaan malpraktik dari pihak kelinik tidak berhasil dilaksanakan, karena kelinik yang disambangi aparat pemerintah setempat tidak beroperasi seperti hari biasanya. Tidak diketahui alasan tutupnya kelinik tersebut, karena tidak terdapat pegawai yang berjaga seperti biasanya. �Kliniknya tutup, tidak tahu alasannya apa. Kami akan terus mengawal masalah ini dan membantu korban, bahkan jika terdapat unsur-unsur malpraktik kita akan laporkan ke pihak yang berwajib,� ungkapnya. (awk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar