PURWASARI,Sekitar Karawang- Rumah Sakit Intan Barokah, disomasi oleh kuasa hukum Erna Hermayanti ahli waris almarhum Maman, Endang Suharta SH MH dan Rudi Gunawan SH MM.Pd berdasarkan surat somasi nomor 18/Es-Adv/Som/III/2014. Somasi ini dilayangkan, setelah rumah sakit yang beralamat di Jalan Raya Kosambi-Telagasari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari ini, diduga menolak melayani Maman yang berobat menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), padahal sakit parah. Sampai akhirnya, Maman meninggal dunia setelah pulang dari rumah sakit ini.
Kuasa hukum Erna Hermayanti, Endang Suharta SH MH mengatakan, Selasa 18 Maret 2014, Maman datang ke rumah sakit untuk berobat berdasarkan rujukan dari Puskesmas Purwasari dengan nomor 244/PKM/III/2014, agar mendapatkan pemeriksaan medis oleh RS Intan Barokah. "Berkas-berkas rujukannya komplit, tapi setelah dipelajari oleh petugas pendaftaran, klien kami ditolak oleh pegawai bagian pendaftaran rumah sakit. Katanya, penyakit klien kami tak perlu diobati di rumah sakit, cukup di puskesmas saja. Padahal, dia datangnya ke rumah sakit pun atas rujukan dari puskesmas," katanya pada Sekitar Karawang, Kamis (27/3) kemarin.
Diteruskannya, keluarga Maman berulang kali memohon agar Maman bisa segera ditangani, karena kondisinya saat itu sedang darurat. Tapi, upaya tersebut tetap tak berhasil. "Diduga kuat, penolakan tersebut karena pasien Maman ini merupakan peserta jamkesda," ucapnya.
Karena ditolak, lanjut Endang, Maman kembali ke Puskesmas Purwasari, setelah itu pulang ke rumahnya di Kampung Krajan, RT 005, RW 003, Desa Tamelang, Kecamatan Purwasari ini. Pada pukul 12.30 WIB, Maman akhirnya meninggal di rumahnya. "Melihat kronologisnya, kami berpendapat bahwa Maman meninggal karena tak segera dilakukan pemeriksaan atau tindakan medis. Dan ini telah melanggar undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 32 ayat 1 dan 2 serta pasal 190 ayat 1 dan 2," terangnya.
Endang sangat menyesalkan atas kejadian ini. Menurutnya, tak seharusnya rumah sakit menolak pasien dengan latar belakang apapun, apalagi pasien dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Endang berharap, kejadian seperti tak terjadi lagi, tak hanya di RS Intan Barokah, tapi juga di rumah sakit lainnya. "Somasi sudah kami layangkan. Kami tak ingin kejadian seperti ini terulang kembali, di rumah sakit manapun," tegasnya.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari pihak rumah sakit terkait hal ini. (asy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar