Kamis, 13 Maret 2014

SMPN 3 Karawang Barat Nyunda Pisan

-Berbahasa Daerah Setiap Selasa

'PEDULI bahasa indung' warga SMPN 3 Karawang Barat menyikapi keberadaan bahasa asli daerahnya yang dinilai seperti terlupakan. Sebab itu lewat rasa kebersamaan, mereka pun pada  kemarin memproklamirkan diri sebagai sekolah yang menggunakan bahasa daerah.

"Pokoknya kami sepakat, bahasa daerah (Sunda) harus dipertahankan sebagai bahasa indung. Dan itu kami implementasikan dalam berbahasa sehari-hari," ujar kepala SMPN 3 Karawang Barat Drs. H. Herman, MPd, beberapa waktu lalu.
Menurut H. Herman yang ditemani di antaranya Wakasek Kurikulum, Sri Rahayuni, dan Guru Bahasa Sunda, Ida Nurida, implementasikan berbahasa Sunda sehari-hari itu memang tidak penuh dalam sepekan waktu belajar. Di luar itu, juga ada hari lain yang khusus menggunakan bahasa Inggris seiring era globalisasi. Tapi bagaimana pun, sebut H. Herman, program bahasa ini bisa memacu semangat dan motivasi yang kuat para siswanya untuk terus belajar dan mau menggali serta bangga. Apalagi khusus bahasa Sunda yang dikenal punya tutur yang halus, karenanya akan bisa menjadikan prilaku siswa yang lebih santun, tidak kasar dan urakan. "Dan itu kan juga sesuai tuntutan kurikulum tentang pendidikan karakter," harap H. Herman.
Sesuai programnya, penggunaan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari di SMPN 3 Karawang Barat itu bakal dilakukan setiap hari Selasa.
Sebelumnya, SMPN 3 Karawang Barat mendapatkan undangan untuk menampilkan kesenian angklung dan rampak kendang di Bandung. Undangan tersebut diperoleh SMPN 3 Karawang Barat untuk mengisi acara kesenian pada rapat koordinasi dan sinkronisasi program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama tahun 2014 dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, di Hotel Grand Pasundan Bandung. Kepala SMPN 3 Karawang Barat, H. Herman, M.Pd,  mengungkapkan, menjadi sebuah kebanggaan pihak sekolah karena bisa menampilkan sebuah kesenian tradisional di hadapan seluruh kepala Dinas Pendidikan provinsi se Indonesia. �Tentu kita bangga karena siswa siswi kita bisa tampil dalam acara tersebut,� ungkap Herman.
Ia berharap kesenian tradisional yang mulai ditinggalkan oleh kaula muda itu bisa terus eksis di sekolah SMPN 3 Karawang Barat. Rampak kendang menurut Herman merupakan salah satu ekstrakurikuler (ekskul) di SMPN 3 Karawang Barat. Ekskul ini aktif melestarikan kesenian rampak kendang, dengan mengajarkan cara memainkan kendang (gendang) dalam budaya Sunda kepada para siswanya. Ia menambahkan, rampak kendang sendiri adalah salah satu kreasi musik tradisional Sunda yang dimainkan bersama-sama oleh sekitar dua sampai puluhan pemain. Kendang ditabuh secara bersamaan sesuai musik yang dilantunkan. Tabuhannya memiliki efek suara yang keras sehingga menimbulkan perhatian para penonton. Dalam memainkan rampak kendang, dapat berdiri sendiri. Artinya dari rampak kendang itulah membentuk lantunan lagu sendiri. Selain itu, juga bisa sebagai pengiring dari tari jaipongan. �Instrumennya pun tidak hanya kendang saja, tapi dapat divariasikan dengan alat-alat musik lainnya, seperti gamelan, rebab, dan gitar,� katanya. (cr2/psn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar