LEMAHABANG WADAS, SK- Semakin dekatnya pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang, menjadi ujian bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk selalu menjaga netralitasnya, pasalnya, proses kampanye yang belum berakhir. Sikap netral itu bukan hanya bebas untuk memilih, tetapi juga menghindarkan geSKn masif saling menghina kelemahan dan keburukan salah satu pasangan capres.
"PNS itu lebih baik bicara program dan gagasan, bukan tenggelam juga dalam arus perbincangan negatif," kata Kasie Trantib Kecamatan Lemahabang H Baehaqi, kpada SK.
Menurutnya, PNS sebagai bagian integral birokrasi dan memiliki kompetensi pendidikan yang baik, diharapkan bisa menahan syahwat politik, meskipun diakuinya tidak semasif pileg. Nnamun opini media yang saling mengkotak-kotakan bisa membuat perbincangan pengabaian pada kinerjanya. Oleh karena itu, Momen pilpres ia harapkan bisa berjalan alamiah tanpa harus tergiur imiing-iming apapun, karena yang dipilihpun nantinya diyakini Baehaqi bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik. "Saya yakin, tidak ada calon pemimpin berniat buruk pada rakyatnya, tugas kita seperti PNS dan kepala desa biarkan berjalan alamiah dan tetap fokus bekerja," katanya.
Lebih jauh ia berharap, kinerja dan pelayanan bisa terus berjalan seperti biasa meskipun dirinya tak menampik secara kelembagaan, baik kades maupun PNS memiliki kepentingan tersendiri menaruhkan harapannya pada salah satu capres. Namun kembali ia ingatkan, agar kondusifitas dan ketertiban harus terus dijaga dan meyakinkan masyaSKt bahwa pelaksanaan pilpres sejak masa kampanye dan berakhirnya nanti bisa berjalan dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan pemimpin yang terbaik. "Kita harap semua elemen masyaSKt jaga persatuan dan tetap mendukung demokrasi secara wajar sesuai status apa yang kita sandang," pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar