Kepala Seksi Perum Jasa Tirta II Sektor Telagasari Cahyo meminta para petani mempercepat masa tanam. Ini dilakukan guna mengantisipasi dampak el nino. Meskipun saat ini kebutuhan air termasuk cadangannya di Jatiluhur diprediksi cukup sampai Oktober mendatang.
Dirinya berharap petani yang sudah melihat sinyal bendera yang dipasang PJT II di setiap pintu air diikuti dengan segera mempercepat tanam di musim gadu ini. "Insya Allah stok pengairan di Jatilhuhr saat ini saja masih 106 dari maksimal 107, saya prediksi mudah-mudahan sampai selesai musim gadu pengairan akan tetap aman," katanya.
Cahyo menambahkan, upaya percepatan tanam itu sudah disosialisasikan pihaknya lewat surat maupun pada rapat minggon ke setiap UPTD Pertanian dan para kepala desa di wilayah kerjanya seperti Kecamatan Rawamerta, Telagasari, Tempuran, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Banyusari, Klari, Majalaya dan Lemahabang.
Percepatan tanam tambahnya, dimaksudkan lantaran dampak banjir yang terjadi sejak Januari memundurkan jadwal panen sekitar dua bulan, sehingga untuk musim gadu ini tidak boleh ada petani usai panen langsung jeda terlalu lama karena air sudah masuk. "Tanggungjawab kita berat, meskipun ada yang tinggal panen 10 persen lagi, air sudah masuk kembali ke lahan pesawahan terkadang sering dibentak para petani, walau demikian saya yakin tidak terlalu mengganggu hasil produksi," ujarnya.
Lebih jauh Pria asal Solo ini menambahkan, Maret-Oktober dan sampai masuk musim rendeng lagi pengairan diprediksi aman, meskipun tidak menampik adanya beberapa titik saluran air infrastrukturnya ada yang rusak, hanya saja tidak menghalangi arus air yang melintas. Karenanya, informasi el nino tidak terlalu dikhawatikannya karena stok air mencukupi. Namun pihaknya mengeluhkan, saat ini sudah sangat jarang ada saluran cacing atau tersier, sehigga kadang-kadang air lambat masuk ke petakan sawah, apalagi yang digarap wilayah kerjanya hampir separuh jumlah sawah yang ada di Karawang yakni 40 ribu hektar.
Ditambahkan, untuk musim kemarau air yang disalurkan menggunakan rumus perhitungan tertentu yang berbeda dengan musim penghujan. Cahyo mencontohkan, di musim kering dalam 100 hektar membutuhkan 100 liter per detiknya, itupun tergantung pada aktivitasnya karena ada yang masuki tahapan garap, tandur sampai panen. Karena itu PJT tidak jor-joran mengalirkan air, karena air yang mengalir harus sesuai dengan kebutuhan. "Langsug sesuai kebutuhan kita alirkan, tidak harus mengajukan ini itu, saya kira petugasnya di lapangan sudah hapal," cetusnya.
Pihakya mengimbau, petani untuk bisa segera percepat tanam, meskipun tampungan suplai air bekas hujan di Jatiluhur masih aman, namun ancaman el nino diharapkan bisa terantisipasi, apalagi sawah-sawah di wilayah pesisir, jangan sampai terlambat. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar