LEMAHABANG WADAS, RAKA- Sejumlah harga kebutuhan pokok dan sayuran terkena imbas cuaca buruk yang melanda sejumlah wilayah Karawang. Selain memicu harga terus melonjak naik, kualitas sayuran lokal juga kurang bagus. Hal itu dikeluhkan sejumlah pedagang dan konsumen, meskipun setiap kali musim hujan pedagang sudah terbiasa dengan kenaikan harga, namun biaya yang dikeluarkan sebagai modal masih menjadi keluhan tersendiri.
Salah seorang pedagang Pasar Wadas Soleh (25) mengatakan, sudah 4 hari terakhir harga kebutuhan pokok dan sayuran mengalami kenaikan yang diakibatkan cuaca buruk. Pihak pengepul enggan mematok harga normal karena selain mengalami kelangkaan dan kualitas sayuran yang tidak bagus, distribusi dengan akses yang sulit karena musim hujan turut menyumbang kenaikan. Soleh mengaku terbiasa dengan kenaikan, hanya saja meyakinkan konsumen dan penambahan biaya yang terus membengkak bukanlah hal mudah, apalagi disaat musim hujan sejumlah konsumen memilih jarang keluar rumah untuk belanja. "Sudah mah mahal, konsumenya sepi, biaya modal juga membengkak," katanya kepada RAKA, Jumat (17/1).
Ia menyebut harga telur ayam dari harga normal Rp 18 ribu per kilonya, saat ini sudah Rp 22 ribu, begitupun harga cabai merah dari semula Rp 25 ribu per kilogram, kini Rp 37 ribu. Sementara harga cabai rawit, saat ini harganya menembus Rp 28-30 ribu dari harga semula Rp 20 ribu dan bawang merah, kol dan kentang masih normal. Hanya saja, harga daging ayam juga tak luput dari kenaikan, dari semula Rp 20 ribu menjadi Rp 22 ribu. Ia berharap, pemerintah bisa secepatnya mengendalikan harga dan menambah stok dari perkebunan meskipun beberapa sayuran ada yang busuk. "Tolong lah bagaimana pemerintah bisa segera mengendalikanya jangan terlalu lama , kalau mahal kita juga rugi," katanya.
Sementara itu, salah seorang konsumen Suryani (36) mengatakan, harga sayuran wajar naik saat musim hujan, ia yang sehari-hari juga berdagang makanan siap saji enggan menaikan daganganya, meskipun harga sejumlah bumbu dapur dan sayuran mengalami kenaikan. Pasalnya ia meyakini, kenaikan harga sembako tidak akan berlangsung lama. Ia rela merugi asal pelanggannya tetap menjadikan daganganya menjadi kepercayaanya untuk layak dibeli. Hanya memang, jika kondisi terlalu lama kenaikannya paling tidak ia hanya bisa mengurangi porsi. "Saya berharap, pemerintah bisa segera menstabilkan harga agar pedagang maupun konsumen tidak banyak merugi " pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar