CILAMAYA WETAN, RAKA- Musim penghujan yang disertai banjir yang melanda sejumlah pedesaan, sejumlah petugas Puskesmas Cilamaya meminta agar masyarakat senantiasa mewaspadi ancaman penyakit yang dipicu jentik nyamuk dan lingkungan yang kurang bersih.
Kasubag TU UPTD Puskesmas Pasirukem, Ucin mengatakan, meskipun masyarakat belum banyak yang mendatangi puskesmas terkait keluhan penyakit, namun masyarakat diimbaunya agar mewaspadai sejumlah penyakit yang datang pasca puting beliung dan banjir. Ia menyebutkan, selain shock pasca puting beliung, penyakit yang rentan antara lain diare, gatal-gatal atau dermatitis, insfeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan DBD. Karenanya, kesiagaan dan kewaspadaan tetap perlu dijaga dengan baik dan diharapkan saat ada gejala masyarakat bisa segera datang ke puskesmas. "Musim banjir masih rentan penyakit, warga harap waspada," ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Kasubag TU UPTD Puskesmas Lemahabang, Anwar Sanusi, DBD menurutnya merupakan penyakit yang mengancam dimusim hujan saat ini, untuk itu diharapkan warga bisa menerapkan PHBS dan pemberantasan sarang nyamuk (PSM). "Warga harus menerapkan pola hidup sehat dan memberantas sarang nyamuk," singkatnya.
Sementara itu, seperti diberitakan sebelumnya, luapan Sungai Cilamaya dan Kalen Tasrif juga merendam sejumlah rumah warga di Desa Tegalwaru, Mekarmaya dan Cilamaya. Banjir juga melanda Desa Lemahduhur, Kecamatan Tempuran, yang dipicu luapan Sungai Ciderewek. Pantauan RAKA selain merendam pemukiman warga, ratusan hektare sawah di Kecamatan Cilamaya wetan, Cilamaya kulon, Banyusari dan Tempuran yang baru memasuki masa tanam ikut terseret air dan merusak tanaman padi.
Kades Tegalwaru, Aruji Atmaja, mengatakan, sampai saat ini kurang lebih jumlah rumah yang terendam didesanya mencapai 450 rumah dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Diantaranya Dusun Cipancuh 98 rumah, Dusun Ondang Satu dan Dusun Ondang Dua 104 rumah, sedangkan Perumahan Pratama 248 rumah. Untuk sementara, tambah Aruji, sejumlah masyarakat masih belum diungsikan sampai Selasa (14/1) pagi, namun tak sedikit pula masyarakat yang memilih menginap di rumah keluarga, dan kerabatnya karena khawatir debit air semakin tinggi. "Korban belum banyak diungsikan, hanya memang ada yang memilih menginap di masjid, keluarga dan kerabatnya," katanya.
Hal senada juga dikatakan Kades Cilamaya, Kuswaedi, debit air di pintu air Barugbug di Jatisari overload hingga akhirnya air sungai limpas dan merendam jalan Kecepet-Pangkalan hingga Pasar Cilamaya.
Sementara di Desa Lemahduhur, Kecamatan Tempuran, mantan Kades Lemahduhur, Suparto, mengatakan, sejumlah bahu jalan didesanya juga terendam, namun banjir rutin yang diakibatkan meluapnya Sungai Ciderewek tersebut turut kebanjiran. Belum diketahui berapa rumah yang terendam, hanya ketinggian air sekitar sebahu orang dewasa. "Di Lemahduhur itu karena luapan Sungai Ciderewek," ujarnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar