PURWAKARTA, RAKA - Diperkirakan jutaan ikan telah mati dalam sepekan terakhir di perairan waduk Jatiluhur. Penyebabnya diduga dampak cuaca buruk. Kabar ini dibenarkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Purwakarta, Heri Herawan, Kamis (23/1) lusa lalu. Menurutnya, benar telah terjadi kematian ikan secara massal di perairan waduk Jatiluhur. Umumnya ikan yang mati tersebut jenis ikan nila dan mas yang banyak dibudidayakan para petani japung (jaring apung).
Penyebabnya, kata Heri, diduga cuaca buruk yang terus menerjang wilayah Purwakarta, khususnya di perairan Waduk Jatiluhur sepekan terakhir. Tidak adanya sinar matahari membuat kandungan oksigen dalam air berkurang. Sementara, gerakan air cukup deras. Akibatnya ikan menjadi linglung dan kemudian mati. "Ikan mabok, lalu mati," ungkap Heri.
Pihaknya belum bisa menghitung berapa persis jumlah ikan yang mati tersebut. Termasuk berapa jumlah kerugian yang dialami para pembudidaya ikan. Yang pasti, Heri juga tak menampik kemungkinan masih berlanjutnya kematian massal ikan ini. Terlebih jika cuaca tidak kunjung membaik. "Berapa jumlah persisnya masih kita hitung," jawab Heri.
Heri juga mengaku upaya antisipasi atas kejadian ini sebenarnya telah dilakukan. Salah satunya dengan mengirimkan surat himbauan kepada para pembudidaya ikan di Waduk Jatiluhur agar tidak dulu menanam ikan mulai September 2013 hingga Maret 2014. Pasalnya, Purwakarta diprediksi bakal mengalami cuaca buruk. Dan ternyata benar saja, lanjut Heri, hingga kini cuaca di Purwakarta belum menentu. Dan lebih disayangkan lagi, banyak pembudidaya ikan nampaknya tidak mengindahkan himbauan lembaganya ini. Akibatnya kejadian kematian ikan massal yang telah rutin terjadi tiap tahun ini kembali terulang di tahun 2014. "Himbauan sudah kita sampaikan sejak September 2013," tandas Heri.
Terpisah, satu petani ikan, H Ubed mengaku rugi puluhan juta akibat belasan ton ikan mas mati massal. "Saya terlambat mengangkat ikan ikan di KJA hingga mati," akunya. Sekalipun ada sebagian ikan berhasil diselamatkan (cepat dipanen), dijual dengan harga miring. "Satu kilogram ikan mabuk dijual Rp 5000," tutupnya. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar