Selasa, 21 Januari 2014

Dua Desa di Cilamaya Masih Terisolir

CILAMAYA WETAN, RAKA - Hingga Senin (20/1) siang, aktivitas warga di pesisir Cilamaya lumpuh. Setidaknya, dua desa di Kecamatan Cilamaya Wetan terisolir. Pasalnya, akses jalan menuju Desa Muara dan Desa Muara Baru tersebut terendam dan sulit dilalui kendaraan.
Begitupun dengan aktivitas di Pasar Cilamaya masih lumpuh dari aktivitas jual beli. Meski ada sebagian pedagang yang masih memaksakan membuka lapak, namun tak ada pembeli. Yang ada hanyalah lalulalang pedagang yang membawa perabotan dan dagangannya.
Luapan Sungai Cilamaya dan Kalen Tasrip juga melumpuhkan beberapa akses jalan seperti Kecepet, pasar dan jalur utama Cilamaya-Tempuran, tepatnya di ruas Jalan Mekarmaya dan Sukatani. Hingga siang kemarin, akses menuju Desa Muara dan Desa Muara Baru masih sulit dilalui karena banjir di dua desa di ujung Karawang tersebut langsung berhadapan dengan Laut Jawa, terlebih tengah terjadi gelombang pasang air laut.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Muara Baru, Yenny mengaku, sudah puluhan masyarakat mengungsi ke kantor desa. Karena banjir tak kunjung surut, di sisi lain bantuan memang belum maksimal masuk ke Desa Muara Baru karena akses yang masih sulit dilalui. Meski demikian, Bupati Karawang Ade Swara turut meninjau dan memberikan bantuan mie instan dan air mineral Minggu (19/1) lalu. "Kami harap segera ada bantuan, di rumah saya saja sudah 20 orang yang ikut menginap," ujarnya.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Cilamaya Karto mengatakan, akibat luapan sungai Cilamaya, area Pasar Cilamaya tak luput dari rendaman banjir, sebagian pedagang memilih menutup dagangan mereka, namun sebagian lagi ada yang tetap buka. Selama 3 hari terakhir, kendaraan roda dua dan roda empat masih kesulitan menembus akses menuju Pasar Cilamaya selain mengandalkan kendaraan seadanya. "Masih lumpuh, sebagian sudah menutup dulu dagangannya, utamanya yang di depan pasar," ujarnya.
Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang A. Rokhuyun Santosa, mengatakan, sangat membutuhkan lebih banyak perahu untuk melakukan evakuasi warga, karena saat ini jumlah perahu masih sangat terbatas. Saat ini tercatat Dinsos memiliki 7 perahu, dibantu dengan 3 perahu Brimob, dan 3 perahu dari Kodim serta perahu lain milik relawan. "Kita masih membutuhkan perahu, karena sangat sekali terbatas. Kita cari perahu habis semua beli di tokonya juga habis," jelasnya.
Rokhuyun mengaku dengan keterbatasan perahu dan kengganan sebagian masyarakat untuk dilakukan evakuasi membuat petugas repot. "Karena ketika ada perahu, lalu saat dievakuasi masyarakat tidak mau, sedangkan ketika perahu itu dikirim ke lokasi lain warga meminta dievakuasi. Itulah akhirnya merepotkan petugas, tadinya tidak mau eh jadi mau, sedangkan perahu sudah dilokasi lain," tegas mantan Kadishub Kominfo ini.
Oleh karena itu masyarakat diharapkan segera mengungsi, karena diprediksi curah hujan masih berpotensi tinggi hingga Kamis mendatang. "Masyarakat harus ngungsi, karena kondisi air yang berbahaya. Prediksi kamis akan terus tinggi," himbaunya. (rud/vid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar