JATISARI,RAKA- Harga komoditas sayur-mayur di pasaran saat bencana banjir melanda benar-benar meroket. Harga kebutuhan bahan pokok itu naik hingga 40 persen. Keadaan ini dipicu akibat langkanya sejumlah komoditas akibat suplai dan ketersediaannya terganggu. Keadaan diprediksi bakal semakin parah jika banjir tak jua surut.
Bah Inam, pedagang sayur mayur di Desa Kalijati, mengeluh naiknya sejumlah harga sayuran dalam kurun waktu 3 hari terakhir. Ia mencontohkan, untuk harga cabai rawit, dari harga semula Rp 22 ribu per kilogram melonjak menjadi Rp30 ribu. Begitupun halnya dengan cabai merah yang semula di jual Rp 12ribu per kilogram menjadi Rp 20ribu per kilogram. "Kondisi ini sudah terjadi dua hari yang lalu. Kami terus terang kesulitan mencari kedua komoditas dengan harga yang murah, karena lagi banjir, stoknya kurang, keduanya pun jadi naik," jelasnya.
Kendati kedua komoditas itu naik, namun sejumlah sayuran lainnya relatif stabil. "Seperti tomat, buncis, timun, kacang panjang, bawang merah, bawang putih rata-rata stabil tidak ada kenaikan harga. Hanya saja tetap, kedua komoditas itulah yang justru paling laku dilapak ini," tambah dia.
Ia meyakini, jika banjir tak kunjung surut, harga-harga komoditas lainnya juga bakal ikut terkerek. "Karena permasalahannya sama, gara-gara banjir, harga cabai dan beras sudah pada naik karena suplai dan aktifitas bongkar muat di pasar terganggu. Jalan Panturanya putus jadi banyak yang tidak datang. Kalau pun ada harganya mahal karena ongkos jalannya juga mahal," kata dia lagi.
Sementara itu, Encum, warga Balonggandu, mengeluh kenaikan harga komoditas sayuran ini. Setelah sebelumnya beras mengalami kenaikan, kini harga cabai pun tak mau ketinggalan. "Nanti lama-lama sayuran lainnya juga ikut nyusul. Ya mudah-mudahan aja enggak pada naik, kalau sudah naik, kami sebagai ibu rumah tangga pusing ngatur uangnya," keluhnya. (fah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar