Perum Jasa Tirta II Jatiluhur menepis tudingan banjir bakal menenggelamkan ribuan rumah di Karawang dan Bekasi kiriman air dari Jatiluhur. Banjir yang sekarang melanda Karawang dan Bekasi bukan dari Jatiluhur tapi dari luapan Sungai Cibeet yang berasal dari Cianjur dan Bogor.
UNTUK memastikan aman tidaknya kondisi air di Waduk Jatiluhur, Kapolda Jawa Barat Brigjen Pol Mochamad Iriawan melakukan investigasi ke waduk yang memiliki puncak ketinggian 114,5 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini, Selasa (21/1) siang.
�Sekarang ini curah huja masih cukup tinggi. Untuk memastikan air di waduk ini aman atau tidak, saya lihat langsung,� ungkap Iriawan usai menggelar pertemuan dengan Direksi PJT II di Gedung Utama PJT II Jatiluhur, kemarin.
Kapolda menjelaskan, berdasarkan hasil pemaparan dari pihak PJT II, kondisi Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Jatiluhur masih dikatakan aman yaitu diangka 102,50 mdpl. Karenanya, ia pun mengimbau masyarakat, khususnya warga Karawang, Subang maupun Bekasi, tetap tenang.
Ia menyebutkan, di Jawa Barat daerah paling rawan banjir diantaranya Karawang, Bekasi, Subang dan sebagian Indramayu. Untuk itu pihak Polda Jabar saat ini telah mengerahkan hampir 2/3 pasukannya untuk ditempatkan di lokasi banjir. �Hampir 2/3 personil kita saat ini ada di lokasi bencana banjir, dibantu oleh pihak TNI,� katanya.
Selain menggelar pertemuan dengan jajaran Direksi PJT II, Kapolda dan rombongan juga sempat memantau langsung kondisi bendungan. Dari sana, rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke lokasi bencana banjir di Karawang.
Sementara Direktur Pengelola Air (Dirlola Air) Perum Jasa Tirta (PJT) Hery M Sungguh, sebelumnya sempat mengatakan bahwa jumlah debit air yang masuk ke waduk Juanda sempat tinggi, mencapai 970 meter kubik perdetik. Namun belakangan kembali ke angka normal. Demikian halnya volume air yang dikeluarkan saat ini hanya bertengger di angka 154 meter kubik/detik, jauh diangka biasanya 220 meter kubik/detik.
Untuk mengantisipasi air terus naik, pihaknya mengaku terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Polres Purwakarta. Itu dilakukan pada saat-saat sekarang agar antisipasi berjalan baik dengan dibantu oleh berbagai instansi terkait. "Kita juga sudah standbykan perahu karet," ujar Hery.
Sebelumnya dalam rakor yang turut dihadiri Kapolres dari tiga wilayah, yakni Purwakarta, Subang dan Karawang, Kapolda ingin mendapat penjelasan langsung dari PJT II Jatiluhur guna memastikan kondisi Waduk Jatiluhur saat ini. Terlebih, adanya kabar banjir di sebagian wilayah Karawang dan Bekasi disebabkan, lantaran dibukanya pintu air waduk Jatiluhur.
Kapolda mendapat penjelasan dari Direktur Pengelolaan Listrik, Marzuki Surahman yang didampingi Kepala Divisi Bendungan PJT II Jatiluhur, Jhoni Panusunan, seputar kondisi terkini Waduk Jatiluhur.
Pihaknya ingin mengetahui tindakan darurat dari PJT II terhadap sejumlah tanggul yang jebol yang terjadi di daerah Karawang dan Subang. Apalagi air dari jebolnya tanggul itu mengakibatkan banyaknya rumah dan sawah yang terendam.
�Kita sudah berkoordinasi dengan pihak PJT II. Ternyata, banjir yang terjadi di sebagian Karawang bukan bersumber dari Waduk Jatiluhur. Namun, banjir tersebut akibat dari limpasan Sungai Cibeet yang berhulu di Cianjur dan Bogor,� jelas Anis.
Dari paparan tersebut, dirinya menyimpulkan jika kondisi Waduk Jatiluhur saat ini masih cukup aman.
Di tempat sama, Direktur Pengelolaan Listrik PJT II Jatiluhur Marzuki Surahman mengatakan, kondisi Waduk Jatiluhur sampai saat ini masih relatif aman. Pasalnya, saat ini TMA masih berada pada angka 102,35 mdpl dengan air yang keluar sebesar 158 m3/detik. Artinya, masih jauh dari batas maksimal normal 107 mdpl. �Kondisi Waduk Jatiluhur, saat ini masih aman,�jelasnya.
Ditanya mengenai kekuatan kontruksi bendungan, Marzuki mengatakatan, konstruksi bangunan masih bisa tahan sampai 225 tahun kedepan. Bahkan, konstruksi tersebut pernah diuji pada 2010 lalu, dimana TMA saat itu mencapai 108,40 mdpl dengan air yang keluar 800 m3/detik.
Diakuinya, selain meluapnya sungai Cibeet sejumlah saluran tersier pengelolaan PJT II Jatiluhur mengalami jebol pada sepekan terakhir ini akibat tingginya curah hujan. � Kita mendata ada 6 tanggul jebol. Dua diantaranya telah kita diperbaiki,�jelasnya.
Selain Marjuki, pada sesi pemaparan juga dihadiri Direktur Pengelolaan Bendungan dan Citarum PJT II Jatiluhur, Djoni Panusunan. Kedua pejabat PJT II Jatiluhut itu saling bergantian memaparkan kondisi terkini Waduk Jatiluhur yang kerap dihubungkan dengan banjir di Karawang dan Bekasi. �Sejauh ini, Waduk Jatiluhur masih aman pak Kapolda. Dan, dalam kondisi musim banjir dihilir, PJT tidak pernah membuka pintu baik di Tarum Barat dan Tarum Timur serta tidak menggelontorkan air banyak ,� ujar Marjuki.
Marjuki menjamin, pada saat dihilir dilanda banjir, PJT II tidak akan membuka pintu. �Sebagai manusia, kita punya hati nurani. Demi kemanusiaan, masa sih kita mengorbankan masyarakat banyak harus terendam banjir. Ya tentunya, kita ikut juga mengendalikan banjir di Jatiluhur,� katanya.
Dari enam turbin yang dimiliki, lanjut Marjuki, saat ini dioperasikan hanya lima turbin. Ini salah satu upaya mengendalikan banjir dihilir. Air yang dikeluarkan bilamana 6 turbin ini dioperasikan sebanyak 270 sampai 280 meter kubik/detik. Saat ini hanya dikeluarkan 158 meter kubik/detik, sebagai upaya mengendalikan banjir. �Konsep waduk ini kan untuk menampung dikala musim hujan dan mengeluarkan untuk keperluan irigasi pertanian dimusim kemarau,�tandasnya.
Marjuki meminta semua pihak tenang menyikapi curah hujan yang masih cukup tinggi menggenangi Waduk Jatiluhur. � Tanpa mendahului ketentuan Allah SWT. Insya allah Bendungan Jatiluhur masih aman. Ini sudah teruji di tahun 2010 lalu dan daya tahan (kekuatan) bendungan masih lama 225 tahun,�terangnya. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar