KARAWANG, RAKA - Perum Jasa Tirta (PJT) II menghimbau masyarakat untuk tidak mempercayai adanya pesan singkat atau sms yang menyatakan bahwa air di waduk Jatiluhur akan digelontorkan tanpa kontrol ke Sungai Citarum.
Hal itu dikemukakan Divisi Pengelolaan Air PJT II, Andri, saat diundang rapat koordinasi penanggulangan bencana banjir oleh Pemkab Karawang di Aula Gedung Singaperbangsa, Kamis (23/1) malam. Ditegaskannya, bahwa isi sms seperti itu merupakan pekerjaan orang iseng yang menginginkan masyarakat panik. Padahal pihaknya sama sekali tidak pernah mengedarkan sms demikian kepada siapapun.
Selanjutnya dia jelaskan, data terakhir ketinggian air waduk Jatiluhur yang dikelolanya 638,12 meter. Sedangkan batasan limpas setelah debit air mencapai 643 meter. "Masih ada 5 meter lagi daya tampung waduk. Dan posisi ini terbilang sangat aman. Begitu pula kondisi air di waduk Cirata masih di posisi ketinggian 214,46 meter. Air di waduk ini baru bisa meluap kalau debitnya sudah berada di 220 meter," papar Andri.
Dengan kondisi itu, ia memastikan, banjir yang melanda 28 kecamatan di wilayah Kabupaten Karawang bukan bersumber dari kedua waduk tersebut. Sumber banjir di daerah ini, ia sebut, berasal dari Cibeet yang meluap akibat kiriman air dari Bogor dan Cianjur.
Dalam rakor itu pula, Bupati Ade Swara menyatakan, bencana banjir di Kabupaten Karawang terjadi secara sporadis hingga meluas di 190 desa dari 309 desa dan kelurahan. Genangan air, diketahuinya, terendah 70 centimeter tertinggi 2 meter, di sejumlah lokasi seperti di Karangligar ada yang mencapai 3 meter hingga belasan rumah terlihat atapnya saja.
Sayang, dalam rakor tidak dibahas permasalahan klasik penanganan evakuasi masyarakat yang terkena banjir. Catatan RAKA di lokasi banjir, seringkali menemui kesulitan hanya untuk mendapatkan bantuan perahu karet dalam waktu relatif cepat. Pada banjir susulan yang lebih besar di wilayah Desa Karangligar saja, Jumat malam (17/1) lalu, RAKA bersama tim relawan Pepeling mengontak Dinas Sosial melalui ponsel kepala dinasnya, Rokhuyun A Santosa, tidak pernah diangkat.
Sedangkan pada saat itu warga sudah mulai panik tatkala air banjir datang begitu cepat sekitar jam 21.30 wib. Bantuan perahu karet sempat datang dari PMI Karawang, itupun tidak lama dibawa lagi kendati evakuasi warga belum tuntas. Sementara Camat Telukjambe Barat Maman Suryaman, seringkali absen di lokasi banjir. Ironisnya, kabar yang diterima RAKA menyebutkan, camat ini sempat meminta bantuan logistik diarahkan ke kantor kecamatan dibanding harus langsung ke tempat-tempat pengungsian. (vins)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar