Sabtu, 25 Januari 2014

Untuk Perbaiki Rumah, Uang Rp 1 Miliar dari SBY Masih Utuh

Selama Banjir Pemkab Karawang Habiskan Rp 550 Juta

Banjir di Karawang sudah mulai surut. Saat ini, 80 persen warga dari 280.360 jiwa korban banjir yang tersebar di 28 kecamatan sudah mulai kembali ke rumah mereka.
Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang Rokhuyun A Santosa menyebutkan, tempat-tempat pengungsian terutama di Karawang kota sudah mulai kosong. "Mereka sudah mulai kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Meski begitu, sejak 19 Januari lalu hingga 1 Februari mendatang Karawang masih dalam status tanggap darurat. Diakuinya, di sebagian daerah air masih menggenangi Karawang. "Tanggap darurat ini dalam arti segala sesuatu bisa dikerahkan, baik logistik maupun sarana. Kita kerahkan semua," ujar Rokhuyun.
Diakuinya, hingga kini pendistribusian logisitk masih berjalan, apalagi masih ada masyarakat yang memerlukan bantuan. " Bagi desa yang masih memerlukan, pengiriman masih berjalan," akunya.
Selama penanggulangan bencana banjir ini disebutkan Rokhuyun, pihaknya sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 550 juta hanya untuk kebutuhan logistik. Pihaknya juga menerima bantuan dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat yang berbentuk logistik, kecuali bantuan dari Presiden SBY sebesar Rp 1 miliar. "Anggaran yang dikeluarkan Rp 550 juta dari Pemkab Karawang," katanya.
Mantan Camat Cikampek ini menyebutkan, bantuan Presiden SBY sebesar Rp 1 miliar masih utuh. Rencananya, bantuan akan digunakan pascabencana di Karawang, baik bantuan logisitk maupun sarana bagi korban banjir. "Duit SBY masih utuh Rp 1 miliar. Nanti digunakan pascabanjir. Anggaran Rp 1 miliar itu untuk bansos, nanti diverifikasi lagi untuk rumah kalau rusak akibat banjir. Juga untuk kebutuhan logisitk," jelasnya.
Sementara itu untuk kerugian materil, hingga kini Dinsos belum menerima laporan secara menyeluruh dari korban banjir ini. Meski begitu, diakuinya, kerugian sementara laporan diprediksi sudah masuk sekitar 20 persen. "Prediksi sebagian itu yang laporan hanya 20 persenan Rp 11 miliar," imbuhnya.
Hingga saat ini Dinsos belum menerima laporan desa yang sudah surut dari banjir, namun dari informasi yang diterima Rokhuyun 1 kecamatan masih terendam. Tinggal 1 hingga 2 desa yang terendam banjir. "Tadi malam diwajibkan ke camat untuk melaporkan kondisi sekarang, masih didata. Paling satu kecamatan tinggal 1 hingga 2 desa lagi untuk pemukiman, tapi kalau pesawahan masih terendam," pungkasnya.
Secara terpisah, Kabid Pengamatan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Sri Sugihartati mengungkapkan, saat ini penyakit dermatitis atau gatal-gatal masih berada di posisi teratas mencapai 4.506 penderita, terhitung sejak 13 hingga 23 Januari. "Penyakit gatal-gatal masih banyak diderita, karena kontak langsung dengan air banjir," ungkapnya. (vid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar