CILAMAYA WETAN, RAKA - Banjir yang melanda Karawang, termasuk Kecamatan Cilamaya Wetan, membuat kekhawatiran ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Cilamaya Wetan Mahfudin. Pasalnya, hujan deras yang mengguyur sampai menimbulkan banjir akan merusak kerawanan rusaknya sejumlah logistik pemilu, meskipun belum turun sampai saat ini.
Ia mencontohkan logistik seperti kotak suara, surat suara sampai bilik suara yang biasanya datang ke PPK sebulan menjelang pemilihan bahan dasarnya saat ini rentan kerusakan. Karena kotak suara, lanjut Mahfudin, terbuat dari kardus. Meski demikian, pihak mengusulkan agar sejumlah kecamatan yang aksesnya jauh dan rawan banjir seperti Cilamaya Wetan, agar diberikan sisa kotak suara pemilu-pemilu sebelumnya yang berbahan seng. "Kotak suara kan pakai kardus sekarang, kita tetap usulkan wilayah kecamatan yang banjir, kalau bisa yang dari seng meskipun jumlahnya terbatas," katanya kepada RAKA.
Mantan Sekjen PC PMII Serang Banten ini mengambil inisiatif, agar pada saatnya logistik didistribusikan sekitar bulan Maret langsung ke tiap desa (PPS), karena Cilamaya Wetan tidak mempunyai kantor PPK dan gudang representatif. Apalagi, kantor yang ada saat inipun kerap diterpa banjir. Selain itu, tambahnya, hasil sejumlah penyisiran Sabtu (18/1), KPUD Karawang sudah lakukan pleno, sehingga rekapitulasi DPT dan perbaikan NIK 2014 di Cilamaya Wetan menetapkan jumlah TPS 158 dengan pemilih laki-laki 31.886 dan perempuan 32.501, artinya jumlah total 64.367 dari jumlah sebelumnya 64.548.
Pasca pleno, agenda PPK semakin menumpuk, namun sayangnya lanjut Mahfudin, konon ada wacana honor PPS akan dibayarkan Mei setelah pemilu legislatif berlangsung. Kondisi demikian, jika memang benar, akan mempengaruhi kinerja para PPS yang seharusnya honornya diberikan sebelum pemilu. "Konon ada wacana Mei honor PPS dibagikannya, biasanya kan sebelum pemilu, saya khawatir hal ini pengaruhi kinerja," pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar