TEGALWARU RAKA- Sampah di Pasar Loji, Kecamatan Tegalwaru terus menumpuk tanpa ada yang mengangkut. Kondisi tersebut selain merusakh keindahan juga bisa menjadi sumber penyakit.
Redi Ketua Karang Taruna Desa Mekarbuana menyampaikan, jika terus di biarkan kondisinya terus mengkhawatirkan, apalagi jika hujan tiba, maka sampah ini pasti akan menjadi penyumbat saluran. Gundukan sampah tersebut sengaja dibuang oleh pedagang maupun pengunjung Pasar Loji. sampai saat ini, di pasar tradisional yang ada di Kampung Loji, Desa Cintalaksana belum menjadi perhatian pemerintah terutama permasalahan sampahnya yang sering di buang di mana saja, salah satunya di jalur antara Kampung Parakan Badak dan Kampung Cilalay. "Sementara jalur ini merupakan jalur alternatif untuk pengunjung pariwisata. Hingga sampai saat ini permasalahan sampah tersebut tak kunjung selesai," ungkapnya, beberapa waktu lalu.
Padahal, menurut dia, pasar yang ada di desanya sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, namun pengelolaannya masih tetap bersifat konvensional.
Diakui juga pemuda lainnya Ace, warga Cipeuteuy, Desa Cintalaksana, pengelolaan sampah saat ini menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan. �Bagaimana tidak, sampai saat ini para pedagang kalau tidak membuang sampah di dekat lapaknya, mereka membuang ke sembarang tempat dengan menggunakan jasa ojeg atau sengaja di buang oleh pedagang itu sendiri,� tuturnya.
Dia menyebutkan, sampah tersebut ada yang dibuang di jalur Loji�Parakan Badak, terkadang di buang di jalur Tegalpanjang menuju Bogor, sering juga terlihat di jalur ke arah Palasari. Sementara sampah tersebut selain memberikan bau juga sangat mengganggu lahan pertanian, terutama sampah plastik yang tidak terurai. Begitupun di pasarnya sendiri menjadikan tempat lahan rawan banjir, hingga setiap setelah hujan di jalanan pasar menjadi luapan sampah. "Ini sebuah kenyataan yang sangat ironis di jalur wisata dan berada di jantung kota Kecamatan Tegalwaru menjadi sumber permasalahan yang di akibatkan dari sampah," ungkapnya.kembali untuk membuat pupuk kompos. Sumber dari sampah organik ini 80 persen tedapat dari sampah pasar dan sampah rumah tangga," ujarnya.
Ketua Karang Taruna Cakrabuana ini menegaskan, selain menghasilakan kompos, sampah non organik dapat kembali di proses menjadi bahan daur Ulang. "Jika saja belum mampu merubah menjadi barang dengan di jual ke perusahaan daur ulang saja bisa menghasikan keuntungan," paparnya.
Dia meminta, agar pemerintah bisa memanfaatkan pengelolaan sampah ini dengan baik. Karena, saat ini pengelolaannya belum maksimal. "Saya minta pada pemerintah lebih serius dalam pengelolaan sampah. Agar sampah ini tidak menjadi masalah, tapi membawa berkah," pungkasnya. (ark)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar