LEMAHABANG WADAS, RAKA- Sejumlah lembaga pendidikan tingkat SD, SMP dan SMA, terpaksa diliburkan karena kondisi sekolah yang tidak nyaman akibat banjir. Bahkan perabotan seperti alat peraga dan kreasi musik turut rusak karena terendam banjir. Pihak sekolah beralasan, selain menunggu banjir surut, kondisi yang membahayakan sangat berpeluang jika siswa dipaksa terus belajar, pasalnya sejumlah binatang melata seperti ular banyak masuk ke ruangan kelas.
Kepala SDN Pulojaya II Kecamatan Lemahabang, Asep Sudiana mengatakan, banjir meluap di Desa Pulojaya karena irigasi yang tak terbendung semenjak jalan coran jadi, sehingga bangunan sekolah yang berada di bawah tergenang air dari yang seharusnya air masuk dan mengalir melintasi jalan. Akibatnya, air setinggi lutut orang dewasa masuk keruangan kelas. Tak hanya itu, genangan air yang sudah dua hari tersebut, juga membawa sejumlah binatang melata yang bisa membahayakan para siswa. Karenanya, meski hari Jumat (17/1) banjir, pihaknya belum mengambil sikap untuk meliburkan siswa dan baru Sabtu (18/1), karena kondisi air semakin tinggi, atas petunjuk dari UPTD PAUD/SD Lemahabang, pihaknya meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM). "Libur dulu, belajar di rumah. Kondisi banjir nyaris rutin setiap tahun terjadi, tapi kali ini terparah sejak tahun 1980-an," katanya.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kepala UPTD PAUD/SD Cilamaya Wetan, Mohammad Yahya Hambali mengatakan, di Kecamaatan Cilamaya wetan, sedikitnya 10 SD yang terendam banjir dan 6 diantaranya parah. Ia menyebutkan sekolah yang terendam tersebut antara lain, SDN Muara 1 dan 2, SDN Muara Baru 1, 2 dan 3, SDN Mekarmaya 1 dan 2, SDN Sukakerta 2, 3 dan 4 dan SDN Cikalong 2 dan 3, bahkan kantor UPTD sendiri juga tak luput dari banjir. Untuk sementara, kami meliburkan siswa terlebih dulu sampai air benar-benar surut," ujarnya.
Selain merendam sejumlah SD, MAN Cilamaya, SMPN 1 Cilamaya Wetan, SMK PGRI Cilamaya, SMK Indonesia Mas dan SMK Iptek Cilamaya juga tak luput dari banjir, bahkan sejumlah pesantren juga turut digenangi air seperti Ashidiqiyah dan lembaga swasta lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Karawang, Agus Supriyatman saat dikirimi pesan singkat terkait jumlah bangunan sekolah yang terendam di Karawang, tak memberikan balasannya sampai berita ini ditulis. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar