- Tanggul Jebol
- Semua Irigasi dan Sungai Meluap
CILAMAYA WETAN, RAKA- Hujan deras yang tak berhenti selama 5 hari terakhir, kembali memicu pintu air Barugbug Kecamatan Jatisari overload, akibatnya banjir kiriman Sungai Cilamaya kembali melumpuhkan aktivitas masyarakat. Bahkan klep pintu air yang dibiarkan tanpa penutup di Kali Cilamaya semakin memperparah aliran air yang limpas menghantam sejumlah tanggul di kali tersebut. Disisi lain, Kalen Tasrif, Kalen Bawah dan Kalen Cermin juga tengah meluap, dampaknya luapan air suangai dari dua arah semakin menutup akses jalan dan merendam total Pasar Cilamaya temasuk kediaman Bupati Karawang dengan ketinggian air sampai 1 sampai 1,5 meter. Berdasarkan pantauan RAKA, 10 dari 11 desa di Kecamatan Cilamaya Wetan terendam dan menggenangi sejumlah perkantoran seperti UPTD PAUD/SD, lembaga pendidikan, Kantor KUA, Mapolsek dan Koramil Cilamaya. Selain itu, banjir juga melanda Kecamatan Banyusari, Cilamaya Kulon, Tempuran, Lemahabang dan Telagasari, kontan ribuan hektar sawah yang baru tanam juga turut terbawa arus air .
Sekretaris Ikatan Pedagang Pasar Cilamaya, Abdul Ajiz, sejak hari Sabtu (18/1) untuk kali kedua Cilamaya dilanda banjir selama sebulan terakhir, overloadnya bendungan Barugbug menjadi biang dampak banjir Cilamaya yang tidak bisa dihindarkan, karena hujan deras turun dari siang malam tak berhenti-henti. Meskipun hujan reda, lanjut Ajiz, air sungai Cilamaya mulai meluap pukul 03.00 Sabtu dini hari dan terus berlanjut hingga Minggu (19/1) dengan ketinggian air lebih dari 1 meter dan melumpuhkan aktivitas pasar Cilamaya. Sejumlah barang Elektronik rusak terendam air, biasanya penyakit akan mulai datang pasca banjir nanti seperti gatal-gatal, dan diare. Ia berharap, pemerintah agar selalu memantau masyarakatnya dan membuat solusi yang tepat untuk mengantisipasi bahaya akibat banjir dan kemungkinan lai�nya. "Dulu mungkin ada hujan harus berteduh, sekarang setiap kali hujan kita siaga," katanya, kepada RAKA.
Di Kecamatan Cilamaya Kulon, banjir juga menimpa Desa Bayurkidul, Kiara dan Sumurgede. Sekdes Bayurkidul Suhaeri mengatakan, sudah dua hari desanya terendam banjir akibat meluapnya sungai kali Anyar Bayur, dampaknya selain merendam 239 rumah atau 238 KK juga memicu sejumlah areal pesawahan terendam hingga150 hektar. Tak hanya itu, SMPN 1 Bayurkidul juga terpaksa diliburkan karena air masuk dengan ketinggian sampai 1 meter. "Sekarang makin parah saja di desa kami , ratusan rumah terendam," ujarnya.
Hal senada juga dikatakaan perangkat Desa Rawagempol Kulon, Kecamatan Cilamaya Wetan, Jajang Sutrisno, sudah 1.712 rumah terendam banjir akibat luapan sungai Kalen Tasrif dan Kali Cermin dengan ketinggian air mencapai 130 sentimeter. Selain itu, banjir juga merusak infrastruktur jalan, bendungan, empang dan sawah dengan kerugian ditaksir sekitar Rp 200 jutaan. "4 ribu lebih warga kami menjadi korban banjir selama dua hari ini," katanya.
Kasie Trantib Cilamaya Wetan Abdullah AM, mengatakan, dari 11 desa di Cilamaya Wetan, hanya 1 yang selamat dari ancaman banjir yaitu Desa Cikalong. Menurutnya, semua sungai dan kali meluap, sampai minggu pagi penyisiran data korban banjir dan rumah terendam masih dilakukan karena banjir kali ini terparah.
Ditambahkanya, selain overloadnya pintu air Barugbug, ada dua pintu air di sungai Cilamaya yang klepnya tidak ada penutupnya, sehingga meskipun pengerukan dilakukan dan normalisasi tanggul tak mampu membendung luapan sungai Cilamaya akibat hujan yang begitu deras selama 4 hari terakhir. Disisi lain, tambahnya diarah lainnya, Kalen Tasrif juga tengah meluap, dampaknya luapan sungai dari dua arah itu beradu dan menerjang jalanan umum sampai melumpuhkan Pasar Cilamaya. Ia menyebut kali-kali yang meluap antara lain Sungai Cilamaya, Kalen Bawah, Kalen Tasrif, Kali Cermin dan irigasi-irigasi lainnya. Sementara desa paling parah terkena banjir adalah Desa Cilamaya, Mekarmaya, Tegalwaru, Rawagempol Wetan dan Rawagempol Kulon. Sampai saat ini, tambah Abdullah, diprediksi belasan ribu rumah warga Cilamaya terendam. Sementara diakuinya, kurangnya peralatan seperti perahu karet dan bantuan masih meyulitkan akses evakuasi korban banjir. "Semua desa terendam kecuali Desa Cikalong, air datang memang sedikit demi sedikit, namun saat hujan deras terus membesar," ujarnya.
Sekretaris Camat Jatisari, Dida Rayendra yang juga ketua PMI Cilamaya Wetan mengaku, dibukanya pintu air Barugbug adalah solusi mengatasi banjir yang bisa jadi akan lebih luas, jika masih dibendung saat overload, maka di Kecamatan Jatisari akan semakin banyak pula luapan banjir, hanya memang Cilamaya Wetan sebagai satu dari sekian aliran Sungai Cilamaya yang dari hulunya di Purwakarta selalu dipastikan akan terkena banjir, namun sejauh mana koordinasi antar divisi pengairan agar bisa segera menginformasikan debit air, agar masyarakat disepanjang sungai Cilamaya waspada. "Barugbug dibuka ya bagaimana, kalau enggak juga kan banjir tak akan bisa dihindarkan," ucapnya.
Sementara itu, Camat Cilamaya Kulon Cece Irawan mengatakan, laporan sementara banjir di Cilamaya Kulon untuk sawah saja yang terendam mencapai 4.125 dari total lahan 4.570 hektar dengan usia tanam baru 20 hari setelah tanam (HST) dengn lama genangan 2-7 hari dan ketinggian 100 sentimeter. Sementara laporan data rumah yang terendam sampai Minggu pagi masih terus dalam penyisiran, ia menyebut di Cilamaya Kulon yang terendam adalah di Desa Bayurkidul, Kiara, Sumurgede dan Sukamulya. "Kita masih lakukan pendataan, karena saking banyaknya yang terendam dan bantuan telah kita koordinasikan," pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar