Senin, 20 Januari 2014

Terisolir, Warga Cilamaya Sulit Dapat Bantuan

CILAMAYA WETAN, RAKA- Minimnya bantuan yang masuk untuk korban banjir Cilamaya, membuat kebingungan masyarakat, kades maupun camat. Pasalnya, berulangkali pulang pergi ke markas dinas sosial, stok bantuan kerap kali habis, disisi lain ketiadaan perhu karet ke wilayah Cilamaya Wetan dan Cilamaya Kulon membuuat masyarakat terjebak banjir yang sudah lebih dari 1 meter, bahkan Tenaga Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan (TKSK), mengaku kebingungan meminta bantuan bagi korban banjir kemana lagi di tengah banyaknya permintaan.
Mantan Kades Tegalwaru, Elly Atmaja mengatakan, luapan banjir sungai Cilamaya merendam ratusan perumahan pratama permai, bahkan air yang masuk sampai ketinggian 1,5 meter menyulitkan evakuasi warga perumahan lantaran ketiadaan stok perahu karet, padahal setengah warga perumahan masih terisolir Minggu (19/1) pagi dan terjebak banjir.
Saat ini diakui Elly, bantuan mie dan sembako memang ada yang sudah turun saat banjir pertama, namun saat ini yang benar-benar dibutuhkan adalah perahu karet. "Kasian pak masih banyak yang kejebak, perahu karet gak ada saya banyak menerima laporan dari masyarakat lainnya," katanya, kepada RAKA
Sementara itu, Camat Cilamaya Kulon, Cece Irawan mengaku terkejut dengan derasnya air dari arah Tempuran seperti Sungai Cibulan-bulan hingga membanjiri wilayah Sumurgede dan Manggungjaya termasuk area makam Adipati Singaperbangsa. Ia sudah menyewa truk untuk menarik bantuan di gudang dinas sosial, namun sayangnya logistik di gudang sudah habis dan terpaksa truk yang disewanya kembali tanpa ada bantuan yang bisa diangkut. Selain itu, tambah Cece, masih banyak dusun yang terisolir sehingga memang sangat dibutuhkan perahu karet, sayangnya Minggu pagi perahu karet yang konon persediannya sudah langka tidak ada ke Sumurgede. Disisi lain, pihaknya saat puting beliung menerjang juga sempat meminta bantuan ke pihak Pertamina di Desa Pasirukem, namun sampai saat ini juga memang tidak ada yang turun. "Saya sudah sewa truk, eh baliknya gak ada logistik yang dibawa dari dinsos yang katanya sudah habis," ujarnya.
Tenaga Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan (TKSK) Cilamaya Wetan, Iwan mengaku bingung kemana harus meminta bantuan bagi masyarakat korban banjir, tugasnya yang menspesifikasikan mana yang lebih membutuhkan bantuan dan melaporkaan keparahan hantaman banjir tidak bisa berbuat banyak. Sebagai alternatif pihaknya pun meminta bantuan ke Pertamina Pangkalan dan sisanya diharapkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aktivis, relawan dan semua masyrakat agar sama-sama membantu meringankan beban korban banjir, karena ini bencana dan musibah yang tidak diduga. "Tolonglah kesemua relawan saja untuk sama-sama membantu, karena saya sendiri bingung mau cari kemana lagi, orang didinsos saja habis kita bolak-balik juga," ujarnya. (rud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar