Rabu, 19 Februari 2014

Anggota Dewan Abaikan Daerah Pemilihan

- Tak Hadir Musrembang, Kades Kecewa

CILAMAYA WETAN, RAKA- Trauma akibat bencana banjir yang melanda Cilamaya, di tengah sejumlah agenda Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) kecamatan, para kades di Cilamaya Wetan mendadak menagih normalisasi sejumlah kali yang memicu banjir besar dibeberapa desa. Musrenbang yang seharusnya membahas ajuan fisik dan bantuan hibah, mendadak alot lantaran kebutuhan mendesak soal normalisasi kali dan pengerukan diperlukan tahun 2014 ini. Tak hanya itu, para kades juga mengaku kecewa lantaran tak satupun anggota DPRD dapil Cilamaya bisa mendengarkan aspirasinya saat musrenbang kecamatan, terlebih trauma akibat banjir masih begitu dirasakan masyarakat.
Kades Sukatani Masrukhin mengatakan, selama banjir pihaknya getol melakukan kerjasama bareng Desa Rawagempolkulon untuk membersihkan saluran air yang mampet, karena dampak banjir kiriman dari sejumlah sungai dan sawah selalu mengkhwatirkan masyarakat dibeberap titik. "Kami perlu keseriusan agar normalisasi ini bisa berjalan, kemarin kita kerjasama dengan (Desa) Rakul, besok-besok saya kerjasama pula dengan Desa Sukakerta bersih-bersih," katanya disela-sela musrenbang.
Hal senada juga dikatakan Kades Mekarmaya, Herman Syuada, ia memohon di momen musrenbang ini kalen tasrif dan kalen bawah segera dilakukan pengerukan sampai penahan tanggul yang representatif. Berulang kali luapan sungai yang kemungkinan dangkal selalu menggenang ke pemukiman warga, ia meminta agar kiranya bisa memberikan penanggulangan yang baik, karena hal-hal demikian sangat dibutuhkan dan tidak ditunggu-tunggu sampai tahun 2015. "Tolong lah itu kalen tasrif dan kalen bawah segera normalisasinya juga pengerjaannya harus bagus," ujarnya dihadapan petugas kecamatan sambil diamini para perangkat Desa Mekarmaya lainnya.
Lain halnya dengan Kades Muarabaru, Abdul Rojak, ia mengaku kecewa di tengah desakan ajuan dan keinginan para kades tidak didengar satu anggota DPRD Karawang satupun khusus wilayah dapilnya. Harusnya, menurut Rojak, anggota DPRD bisa dihadirkan dan turut memperjungkan harapan ajuan dari para kades saat musrenbang. Pihaknya memahami anggaran untuk normalisasi kali begitu besar, namun setidaknya dengan kehadiran anggota DPRD bisa turut memperjuangkannya. "Mana, tak satupun anggota dewan saat Murenbang Kecamatan hadir," tanyanya.
Menanggapi hal demikian, Camat Cilamaya Wetan  H Hamdani mengatakan, normalisasi Kali diakuinya pasti menjadi bahasaan utama musrenbang. Ia mengingatkan, bahwa setelah melihat kondisi banjir Cilamaya akibat puluhan meter tanggul ikut jebol, pihak kecamatan tidak tinggal diam, lantaran selain Kalen Cilamaya yang jebol akibat hantaman jebolnya pintu air Barugbug, juga kali bawah dan kalen tasrif ikut amblas tanggulnya.
Kala itu, kenang camat, dirinya bersama TNI dan Kepolisian sigap tanggulangi tanggul jebol dan melayangkan permohonan normalisasi sejumlah tanggul. Wal hasil, pihaknya dikabarkan kehabisan alat berat, namun dengan kengototannya akhirnya Pemkab mengabulkan alat berat meskipun dari Cikarang, Kabupaten Bekasi yang posisinya saat ini sudah berada di Muarabaru untuk kemudian bergilir. Bahkan dirinya tak segan untuk menolak pekerja beko pulang sebelum kali-kali di Cilamaya sudah sempurna normalisasinya.
Mengenai ketidak hadiran DPRD dapil Cilamaya , idealnya diakui Camat harus hadir agar semua keluhan desa termasuk keluhan kecamatan bisa didengar langsung dan bukan hanya di Musrenbang Dapil, namun memang keadaan yang belum memungkinkan tidak ada satupun yang bisa hadir. "Insya Allah soal normalisasi tahun ini juga berjalan, bahkan beko juga sudah ada di Desa Muarabaru," ujarnya. (rud)

- Deden Irwan Rishadi
- Ludy Amaludin
- Teddy Luthfiana
- Budianto
- dr Atta Subagjadinata
- T Bustanul Arifin
- Ahmad Zamakhsyari, S.Ag
- Ibrahim Castumiharja
- Citra Sugiarti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar