PURWAKARTA, RAKA- Sempat tak mengaku bahwa bau menyengat kali Cikembang disebabkan limbah pabrik PT Indorama, belakangan pihak perusahaan tekstile tersebut mengakui bau itu disebabkan adanya kebocoran bahan dalam proses produksi.
Pengakuan ini disampaikan pihak perusahaan kepada tim dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Purwakarta yang melakukan pengecekan setelah terjadinya pencemaran kali Cikembang yang hingga menyulut emosi warga setempat, Senin (3/2) malam lalu.
"Setelah kita lakukan cheking dan pengumpulan data dari pihak perusahaan, bau ini ternyata diduga disebabkan adanya kebocoran zat kimia yang kemudian terbuang ke sungai. Jenis zatnya adalah therminol," ungkap Kepala Bidang Informasi dan Kemitraan BLH Purwakarta kepada wartawan, Rabu (5/2).
Menurutnya, terdapat dua jenis zat kimia berbahaya yang digunakan PT Indorama dalam proses produksinya, Therminol 66 dan Therminol VP-1.
Di Amerika, sejak tahun 1976 bahan ini sudah tidak digunakan. Jika pun digunakan memerlukan pengawasan ketat. Sebab selain dapat menyebabkan iritasi kulit, sesak nafas, mual dan pusing, terhadap biota air bahan ini cukup mematikan.
"Berdasarkan keterangan pihak perusahaan, saat kejadian diduga ada mesin yang tidak berfungsi. Sehingga Therminol yang berbahan cair dan berfungsi sebagai pemanas suhu ini mengalir dan menyebar, lalu keluar melalui jalur pembuangan limbah. Soal berapa banyak jumlahnya yang terbuang, masih diselidiki," urai Ade Abu.
Atas hal ini, BLH telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan ada tidaknya unsur kelalaian dalam prosesnya. Termasuk menyarankan kepada perusahaan agar kejadian serupa tidak berulang di kemudian hari. Yang pasti, kejadian ini bukan kali pertama terjadi. "Dugaan sementara kita, ada unsur kelalaian. Human error," tandas Ade.
Diketahui, Sabtu (1/1) kali Cikembang mendadak berbau menyengat. Warga pun emosi dan menghadang kendaraan yang menuju PT Indorama. Dimediasi Camat Jatiluhur, warga dengan pihak perusahaan serta BLH Purwakarta bertemu. Namun, kala itu PT Indorama menampik bau disebabkan limbah perusahannya. Sebab kala itu, produksi masih di angka normal. Sedangkan di jalur kali Cikembang sendiri, terdapat tiga perusahaan. Dua lainnya, yakni PT Ratutex dan CGM. Dan pada Senin malam, bau kembali tercium. Selasa pagi, seluruh pihak berkumpul dimediasi Bupati Purwakarta. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar