CILAMAYA WETAN, RAKA- Setiap tahun SMAN 1 Cilamaya selalu terendam banjir saat musim hujan tiba. Oleh karena itu, pihak sekolah meminta Pemkab Karawang untuk melakukan pelebaran gorong-gorong di sekitar sekolah, agar SMAN 1 Cilamaya tidak terkena banjir lagi.
Kepala SMAN 1 Cilamaya, Drs Yunus Anis M.Ag mengatakan, tempat yang dijadikan bangunan sekolah sat ini, awalnya merupakan tanah sawah yang permukaanya berada di bawah jalan utama. Sehingga, SMAN 1 Cilamaya terkena banjir setiap tahun. "Perlu terobosan agar setidaknya banjir bisa diminimalisir, karena jika berkepanjangan bisa hambat pembelajaran lebih lama," katanya saat ditemui RAKA di ruang kerjanya, Jumat (14/2).
Ia menilai, solusinya diperlukan pemagaran sekeliling bangunan, begitupun pelebaran gorong-gorong yang saat ini justru semakin menyempit dan perlu restrukturisasi lebih optimal. Saat ini, tambahnya, ajuan ke sejumlah perusahaan BUMN disekitar Pangkalan-Cilamaya siap dilayangkan, agar ada kepedulian bagi kenyamanan belajar para generasi bangsa tersebut. Dirinya tidak bisa menghitung-hitung nominal kerugian akibat bencana banjir jika terus melanda, disisi lain jumlah siswa 1.210 orang bukanlah jumlah yang sedikit jika 30 rombongan belajar harus tergenang, karenanya pasca banjir pihaknya langsung lakukan gerakan bersih-bersih meskipun hanya 3 petugas, namun siswa berbondong-bondong lakukan pembersihan diruangan kelasnya. "Kita berharap ada restrukturisasi penahan banjir, baik dari pemkab maupun dari perusahaan," ujarnya.
Diteruskan Yunus, pada banjir tahun ini, sekitar 9 hari sekolahnya terendam dengan ketinggian 50 sentimeter sampai satu meter. Diakuinya, banjir tersebut mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM), sementara perabotan sekolah berhasil tertanggulangi, meskipun diruangan perpustakaan nampak rak-rak buku keropos akibat banjir selain memang sudah agak lapuk.
Saat itu, tambah kepsek asal Kutawaluya ini, kondisi banjir yang masih bisa terakses baik bagi siswa pihaknya memilih KBM normal, kecuali memang pertimbangan saat genangan air semakin meninggi solusinya pihak sekolah harus meliburkan. Pasalnya, para peserta didiknya bukan hanya menjadi korban banjir dilembaga sekolah, namun juga korban banjir di pemukiman lantaran rumahnya juga mengalami hal serupa. "Alhamdulillah perabotan berhasil tertanggulangi, selama banjir setidaknya 9 hari kita liburkan siswa," pungkasnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar