PURWAKARTA,RAKA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta mensinyalir keberadaan rangkaian gerbong Kereta Api (KA) di Stasiun KA Purwakarta kerap disalahgunakan orang tidak bertanggungjawab untuk berbuat maksiat.
Karenanya, MUI pun meminta pengelola, dalam hal ini PT KAI agar meninjau ulang keberadaan serangkaian sampah gerbong tersebut. Paling tidak, melakukan pengawasan dengan memasang lampu penerangan di sekitar lokasi. Mengingat, pada malam hari lokasi tersebut diduga kerap dijadikan tempat berbuat mesum.
"Ada laporan ke kita, karena gelap rangkaian gerbong ini pada malam hari sering dijadikan tempat mesum. Parahnya lagi, banyak diantara mereka para pelakunya adalah ABG," ucap Ketua MUI Purwakarta, KH Abun Bunyamin didampingi sekretarisnya, Safarudin usai menggelar rapat mingguan di gedung dakwah Purwakarta, Rabu (12/2).
Selain ke pihak PT KAI, MUI juga meminta Disdikpora untuk turut melakukan pengawasan. Terlebih, sebagian dari para ABG tersebut diduga masih tercatat sebagai pelajar di sejumlah sekolah di Purwakarta. Paling tidak, dinas melakukan koordinasi intens dengan Satpol PP.
Abun menilai, upaya antisipasi perlu dilakukan agar praktek maksiat tak makin menyebar di Purwakarta. Dengan begitu, sejak dini potensi permasalahannya bisa ditekan.
"Upaya antisipasi perlu dilakukan agar kondisi lebih parah tak terjadi," desak Abun.
Selain menyoal dugaan ini, Abun juga menyebut belum adanya aksi nyata dari Satpol PP terhadap kemunculan sejumlah warung remang-remang di eks lokasi prostitusi Cilodong, Kecamatan Bungursari. Padahal sejak jauh hari pihaknya telah mengeluhkan hal ini.
"Kami ingin, agar Purwakarta tidak dirusak citranya oleh hal-hal yang berbau maksiat. Jaga citra Purwakarta sebagai kota santri," pinta pimpinan Ponpes Almuhajirin ini. (nos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar