Rabu, 26 Februari 2014

Normalisasi Sipon Karangelam Segera

- Warga Dawuan Langganan Banjir

CIKAMPEK,RAKA- Sekitar 1000 KK di Perumahan BMI 2, Desa Dawuan Barat dan warga 7 dusun di Desa Dawuan Tengah, mengeluhkan proyek pengerjaan saluran air oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang tak kunjung dilakukan. Masyarakat menilai, akibat gorong-gorong (sipon) Karanggelam ambruk, membuat aliran air menjadi terhambat dan tersendat.
Akibatnya, luapan air pun meluber hingga ke pemukiman penduduk sekitar dan menggenangi rumah-rumah mereka. Tak perlu diguyur deras, turun hujan sedikitpun membuat warga kelimpungan akibat luapan air. Tim peduli lingkungan pun mendesak agar sipon segera dinormalisasi dengan cara pengerukan dan pengangkatan sampah-sampah warga. Sebab jika tidak, banjir bakal terus melanda Perumahan BMI 2 dan 7 dusun di Desa Dawuan Tengah.
Yayan Sopian Ketua Tim peduli Lingkungan Ciparage Green mengatakan, banyak warga yang selama ini tidak pernah kena banjir, sekarang malah tergenang air. Hal ini disebabkan kurang tanggapnya BBWS melihat persoalan sipon yang menjadi penyebab utama banjir di wilayah tersebut. "Padahal kalau BBWS tanggap, mereka secepatnya memperbaiki sipon Karanggelam yang rusak itu untuk mengurangi banjir di kawasan Perum BMI dan Dawuan Tengah," pintanya.
Gorong-gorong sepanjang 300 meter ini mengalami kerusakan semenjak lama. Namun hingga kini tak kunjung ada perbaikan berarti dan konkret. �Harapan masyarakat kepada pihak BBWS cepat untuk menangani masalah ini dengan segera. Betapa pentingnya akses saluran air dari warga ke sungai BTT 12 ini bagi masyarakat dan mungkin banjir ini tidak akan terjadi,� jelasnya.
Sebelumnya, akibat intensitas hujan yang tinggi. Salah satu warga Perum BMI 2 Desa Dawuan Barat, Damsyari kepada RAKA menerangkan, bahwa luapan air memang amatlah besar. Sebagian rumah warga yang berada dipinggiran irigasi sipon menjadi wilayah terdampak paling parah. "Memang di daerah ini kalau hujannya besar selalu kebanjiran akibat sipon yang terus meluap. Beberapa blok dan RT terendam dengan kedalaman bervariasi. Ada yang 50 senti, 70 bahkan ada juga yang sampai 1-2 meter," kata dia menjelaskan.
Tahu kondisi bakal berubah buruk jika hujan tak kunjung berhenti, warga lantas berinisiatif mengamankan beberapa benda berharga seperti perabotan rumah tangga, komponen listrik dan surat-surat agar tidak terendam dengan mengevakuasinya ketempat yang lebih tinggi. "Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, kalau air sudah naik, yang pertama diamankan adalah surat-surat berharga seperti sertifikat, ijazah dan lainnya. Kemudian baru barang-barang berharga dan alat-alat listrik agar tidak membahayakan," sambung pria itu. (fah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar