Rabu, 26 Februari 2014

Kerja Lembur, Pembangunan Pasar Munjul Dikebut

TEGALWARU, RAKA - Pembangunan kios pasar tradisional di Kampung Munjul, Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, dikebut. Bahkan, proyek pembangunan yang dilakukan Koperasi Unit Desa (KUD) Warga Sari Bhakti, itu memberlakukan jam malam bagi para pekerja agar pembangunan sesuai target.

Ketua KUD Warga Sari Bhakti, Jaja Atmaja, mengatakan, pembangunan kios harus selesai bulan Maret mendatang. Selain yang memesan kios dan lapak sudah penuh, pembangunan inipun terlalu lama sementara para pedagang yang sudah siap beroperasi selalu menanyakan kapan bisa menjalankan usahanya.  "Saya pun memaklumi dan tidak dapat dihindari untuk awal pembangunan ada keterlambatan, karena curah hujan yang sangat tinggi, hingga jika memaksakan untuk harus bekerjapun tidak akan baik. Kalaupun pekerja bisa masuk setiap hari, pekerjaannya terpaksa selalu harus ditunda," tandasnya, Selasa (25/2) kemarin.
Di sisi lain, walaupun pasar tradisional di Kampung Munjul tidak seluas Pasar Loji, Jaja optimis kedepan area pengembangannya akan terus melebar karena sisi kiri, kanan, dan belakang masih ada lahan kosong. Meski diakui Jaja, melihat letaknya yang kurang strategis bisa menghambat pengembangan pasar tersebut. "Kebutuhan akan adanya pasar masih terus berpotensi untuk dikembangkan," ujarnya.
Ia melanjutkan, membangun pasar bukan hanya merupakan kepentingan koperasinya saja, akan tetapi yang lebih penting dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena konsep dari pendirian pasar inipun bukan hanya menyewakan kios saja, namun mempunyai misi peningkatan pemasaran produksi yang dihasilkan dari Tegalwaru, baik hasil pertanian (sawah dan kebun), kerajinan tangan, dan potensi-potensi lainnya.
Dengan demikian, menurut Jaja yang juga aktivis Asosiasi Industri Kecil Menengah (Aikma) Karawang, keberadaan pasar tradisional diharapkan mampu menggali potensi di Tegalwaru. "Banyak potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Tegalwaru dan tidak dimiliki oleh kecamatan lainnya, seperti potensi pisang, bambu, hasil hutan dan banyak potensi lainnya," ujarnya.
Sekretaris KUD Warga Sari Bhakti, Ayi Ashari SKom, mengatakan, jumlah kios yang dibangun mencapai 20 kios, 2 los, dan 60 lapak. "Kami bukan hanya menyewakan kios pada pedagang saja, akan tetapi akan sekaligus melakukan pembinaan. Bahkan jika dalam usaha dagangnya menemui kendala, maka pengurus mempunyai kewajiban untuk membantu dalam setiap permasalahan," tuturnya.
Ia melanjutkan, pasar yang dikelolanya akan dihubungkan dengan daerah wisata. Contohnya menawarkan produk ciri khas daerah Tegalwaru. "Saya juga mempunyai gagasan menyebarluaskan setiap produk yang dijual pedagang melalui jaringan internet," tuturnya. (ark)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar