Kamis, 27 Februari 2014

Pasien Puskesmas Loji Terancam ISPA

-Debut Jalan Semakin Pekat

TEGALWARU, RAKA - Penyakit yang diderita pasien Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Loji terancam bertambah, seiring meningkatnya sebaran debu jalan dan suara bising ketika truk pengangkut hasil tambang melintas.

"Istirahat pasien terganggu dan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga mengancam pasien karena pekatnya debu jalan," ungkap petugas kesehatan Puskesmas Loji, dr Bubun Bunyamin, Rabu (26/2) kemarin. Selain memperburuk kesehatan pasien, jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki tersebut kerap memicu kecelakaan dan kemacetan arus lalu lintas. Bubun menghimbau kepada seluruh masyarakat yang ada di sepanjang jalur Badami-Loji menjaga kesehatan, terutama dari sebaran debu yang sudah tidak bisa lagi dihindari. "ISPA bisa kapan saja menyerang warga," ujarnya.
Ia melanjutkan, ada beberapa jenis debu yang bisa menyebabkan penyakit pernafasan atau paru, yakni debu organik dan anorganik. Berdasarkan penelitian, gas dan erosol yang sering menimbulkan gangguan pernafasan antara lain gas dari hidrokarbon, bahan kimiawi insektisida, serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik, sterepom dan lain-lain yang sering digunakan pada pembakaran kapur. Bubun sebelumnya juga pernah memaparkan cara efektif mengatasi debu masuk ke rumah, diantaranya mencuci seprai minimal seminggu sekali dengan menggunakan air hangat (lebih dari 54,4 derajat celcius). Kedua, gunakan bed cover berbahan sintetis (mempunyai campuran plastik) sehingga tetap nyaman dipakai, begitu juga dengan penutup bantal dan guling. Ketiga, pastikan di kamar tidak terdapat pepohonan dan akuarium, karena akan meningkatkan jumlah serangga rumah. Keempat, selalu membersihkan barang-barang yang bisa ditimbuni debu, seperti mainan, pakaian yang menggantung, buku-buku dan bunga plastik. Kelima, hindari penggunaan selimut dari wol dan kain yang sulit dicuci. Dan terakhir, seminggu sekali cucilah karpet di rumah, atau gunakan vacum untuk menghilangkan debu yang menempel. "Diusahakan agar sinar matahari dapat masuk ke ruangan. Dan jangan menggunakan karpet, sebab debu rumah bisa menempel pada karpet, dan lama-kelamaan debu tersebut akan semakin banyak menumpuk. Belum lagi pada permukaan karpet dapat hidup binatang kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata, atau biasa disebut tungau," ungkapnya.
Melihat itu, warga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang memperbaiki satu-satunya akses jalan warga Tegalwaru dan Pangkalan itu. "Selama ini hanya dirug dan diurug. Itu tidak efektif karena pasti cepat rusak lagi," tutur tokoh warga, Khoerudin. (ark)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar