LEMAHABANGWADAS, RAKA- Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Guru Lemahabang (KGL) digelar Kamis (20/2) pagi kemarin. Meski sempat diwarnai kekosongan bangku-bangku peserta forum RAT saat pembukaan hingga Camat dan Kepala UPTD PAUD/SD turun langsung menggiring peserta untuk memenuhi bangku paling depan, namun RAT tetap berjalan sampai dengan pembahasaan soal piknik Rp 120 juta bagi 368 anggota KGL yang dinyatakan batal dilaksanakan, lantaran menuai penolakan sejumlah anggota KGL yang menganggap hal yang mubazir. Sehingga, rencana piknik yang merupakan agenda 3 tahunan tersebut dikonversi dengan uang yang akan diberikan langsung nominalnya pada para anggota.
"Daripada bikin borok dan mubazir juga, ujungnya tekor-tekor juga, kami dari anggota menolak rencana piknik para anggota. Dimana uangnya lebih baik diberikan saja langsung nominalnya pada 386 anggota," seru salah seorang peserta forum saat RAT berlangsung.
Sementara itu, Ketu KGL Lemahabang Ahmad Firdaus SP.d dalam sambutanya mengatakan, kelemahan koperasinya saat ini soal simpan pinjam. Dalam RAT ia meminta saran dan solusi untuk mengatasi kemacetan pembayaran yang diharapkan kejadian dahulu tidak terulang, lantaran saat ini banya tagihan yang tak terbayar yang dikawatirkan akan mengalami banyak kerugian dan bisa menambah utang pada anggota.
Ia tidak merisihkan anggota KGL sedikit asalkan koperasi berjalan sehat. Keinginannya, lanjut mantan ketua PGRI Lemahabang ini, aset kolam renang sudah bisa direnovasi dan penambahan kamar mandi, tapi belum mampu memperluas lahan untuk kolam. "Kita jadikan momen RAT ini sebagai ajang mencari solusi bersama, untuk bisa lebih baik lagi," ujarnya.
Sementara Ketua Dekopinda Karawang H Warman mengatakan, stakeholder koperasi harus bisa menyiapkan diri dengan spesifikasi jenis koperasi, lantaran adanya UU Nomor 17 tahun 2012 yang memilah antara koperasi konsumsi, simpan pinjam, fungsional maupun jasa. Ia mengapresiasi KGL lantaran berhasil melaksanakan RAT tepat waktu dimana dari 40 KPRI di Karawang, KGL adalah koperasi ke 9 yang melaksanakan RAT tahun ini, karena tidak semua koperasi mampu laksanakan perannya sebagai koperasi. Sebenarnya, lanjut pria yang dapat penghargaan sebagai Bapak Koperasi Karawang ini, keberhasilan koperasi adalah rajin menyimpan, rajin lakukan pinjaman dan getol dalam pengembalian. Karena sisa hasil usaha (SHU) diciptakan dari transaksi pengembalian, seperti di Rawamerta misalnya, ada koperasi yang sudah mampu memberikan SHU Rp 15 juta.
Karenanya, untuk dilihat dari keuangnya cukup aman secara likuiditas, karena asetnya besar dilihat dari neracanya. Ia juga memuji KGL yang cukup pionir dalam melakukan desertifikasi kolam renang sehingga terus berkembang. "Maju mundurnya tergantung pasrtisipasi anggota, sejauh mana ukurannya termasuk kehadiran anggota," sindirnya. (rud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar