Sabtu, 15 Maret 2014

Hari Ini SBMI Bedah Undang-undang Perlindungan TKI

CILAMAYA WETAN, RAKA- Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Karawang menantang komitmen calon anggota legislatif (caleg) dan akademisi, agar peduli terhadap nasib Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tantangan tersebut bakal didiskusikan dengan 250 purna TKI, keluarga TKI dan korban perdagangan orang, Sabtu (15/3) hari ini, di GOR Desa Cikalong, Kecamatan Cilamaya Wetan.
Sekretaris SBMI Karawng Agus Andre mengatakan, dialog yang bertema "Menakar Komitmen Caleg Terhadap Perlindungan TKI Karawang" dirasa perlu untuk membedah per undang-undangan soal perlindungan, penempatan dan jaminan kepada para pahlawan devisa di Karawang. Pasalnya, Karawang masih tercatat sebagai penyumbang TKI yang cukup besar di Jawa Barat, di tengah kota lumbung padi ini mengalami peralihan menjadi kota industri.
Ditambahkan Andre, minimya Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan sampai dengan usia dan identitas, masih dimanfaatkan sejumlah oknum untuk memanipulasi calon TKI yang hendak bekerja di luar negeri. Parahnya, selain dimanipulasi data identitasnya, tidak sedikit  TKI Karawang menjadi korban penyiksaan, trafficking maupun kerja tanpa gaji. Kondisi demikian, tambah Andre, harus bisa digarap serius dan menjadi perhatian khusus bagi para caleg dan akademisi untuk bisa membedah regulasi secara tegas dan konkret. "Kita hanya berangkat dari keprihatinan dari berdiam dirinya pemerintah terhadap nasib TKI, makanya akar perundang-undanganya ini harus dibedah bersama-sama," ujarnya.
Sementara itu, Ketua SBMI Karawang Didin CH menegaskan, tak ada niatan politis dalam kegiatan ini. Pihaknya menghadirkan narasumber dari  Migran Care, caleg DPR RI PDI Perjuangan Rieke Dyah Pitaloka, caleg DPRD Provinsi dari PKB Drs Jaa Maliki MH dan caleg DPRD Kabupaten Karawang Budianto SH. Sementara dari pembahasnya ia juga mengundang akademisi Wulansari SH,MH, dosen muda yang juga master hukum jebolan Universitas Jayabaya Jakarta.
Kegiatan dialogi ini juga akan diisi dengan aksi teatrikal dan pembacaan puisi dari Youth Ambassador MTV Exit yang konsen terhadap perlindungan TKI. Diharapkan Didin, dialog ini bisa membuka mata semua pihak akan pentingnya perlindungan TKI dan buruh di Karawang, sehingga menghasilkan komitmen bersama untuk memperjuangkan para TKI Karawang untuk mendapatkan hak dan jaminannya. "TKI itu berhak tahu hak dan kewajibanya, makanya kita ingin sama-sama bedah UU dan Perda TKI ini, pungkasnya. (rud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar