Senin, 10 Maret 2014

Oknum Prajurit Yonif 305 Aniaya Warga

KARAWANG, RAKA - Aksi penganiayaan kembali dilakukan oleh oknum anggota TNI, kali ini menimpa Rony Ranuwijayanto, warga Perumahan Peruri, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur. Korban terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Hospitals Cikarang, karena bagian rahangnya retak dan patah.

"Terjadi  kasus pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota TNI Yonif 305 terhadap warga sipil, atas nama Rony Ranuwijayanto," ujar Direktur Eksekutif LBH KAHMI Karawang, Mohammad Diro Masbang, kepada RAKA, Minggu (9/3).
Diro membeberkan, dari pengakuan keluarga korban kejadian ini terjadi pada Jumat (7/3) lalu, saat itu korban tengah mengendarai sepeda motor melintasi  kawasan Masjid Peruri. Kebetulan oknum anggota Yonif 305 sedang lari pagi. Namun entah mengapa tiba-tiba Rony yang saat itu memberhentikan sepeda motornya, dipukul di bagian kepala dari belakang oleh oknum tersebut. Merasa heran, Rony menanyakan kenapa dirinya dipukul dan apa kesalahannya. Bukan mendapat penjelasan, Rony kembali harus menerima bogem mentah, kali ini oleh teman-teman oknum anggota tersebut. "Lalu Rony menanyakan kembali alasan dirinya dipukul, bahkan dikeroyok. Kemudian oknum tersebut meminta Rony untuk melapor ke markas Yonif 305, jika tidak menerima perlakuan kasar tersebut," tuturnya seraya menegaskan lembaga yang dipimpinnya ditunjuk pihak keluarga korban sebagai kuasa hukum.
Ia melanjutkan, dengan niat mendapatkan keadilan, Rony memberanikan diri melaporkan tindakan kasar tersebut ke markas Yonif 305 yang jaraknya tak jauh dari lokasi pemukulan. Namun sayang, bukan mendapat keadilan, kata Diro, kliennya malah kembali menerima pukulan bahkan dikeroyok oleh orang yang sama hingga berlumuran darah. "Kamu gak terima silahkan lapor ke markas. Karena minta keadilan dia (Rony) datangi markas, dan di pos dia laporan dan kemudian dia disuruh masuk ke dalam. Setelah itu datang gerombolan tadi dan langsung menghujani dengan pukulan, dia langsung keluar dengan berlumuran darah ke rumah sakit," beber Diro.
Korban yang asli Semarang ini kondisinya masih memprihatinkan, dan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Siloam Hospitals Cikarang. "Rahang yang sudah patah akibat pukulan, semalam baru selesai operasi," imbuh Diro.
Tidak terima diperlakukan seenaknya, keluarga korban juga sudah melaporkan kasus tersebut ke Polisi Militer Daerah Militer (POMDAM) Karawang. Selain itu, LBH KAHMI juga rencananya akan melapor ke Komnas HAM.  "Saat ini kita sedang mengawal dan mengontrol kasus ini, kita juga sedang menunggu hasil laporan keluarga korban ke POMDAM tadi pagi (kemarin). Nanti kita akan membuat laporan juga ke Komnas HAM," serunya.
Orangtua korban, Sri Rejeki (53), membenarkan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh oknum anggota Yonif 305, dan menyerahkan kuasa hukumnya ke LBH KAHMI Karawang. "Saya menuntut keadilan supaya tidak terulang lagi, dan juga pelajaran psikologis anggota (Yonif) agar tidak berbuat seperti itu lagi," pungkasnya.
Meski Komandan Yonif Linud 305, Mayor Infanteri Kristomei Sianturi, beserta satu pelaku pengeroyokan sudah menjenguk Rony sekaligus meminta maaf, dan siap menanggung biaya pengobatan. Namun itu tidak meredam niat Sri untuk meneruskan kasus ini ke ranah hukum. "Kalau permintaan maaf kami terima, untuk biaya rumah sakit juga pak Sianturi bilang mau menanggung. Tapi saya masih sanggup untuk biaya rumah sakit. Kasus ini akan terus dilanjut," bebernya.
Dihubungi secara terpisah, Mayor Infanteri Kristomei Sianturi membenarkan kejadian pemukulan tersebut, namun dia menampik jika terjadi pengeroyokan.  Soal kronologis, Sianturi mempunyai versi sendiri, menurutnya  kejadian bermula pada Jumat (7/3). Saat itu Rony yang menggunakan sepeda motor, menyerobot anggota yang sedang lari pagi. Adu mulut terjadi, dan anggota lain yang tidak tahu permasalahan langsung memukul Rony. "Bukan pengeroyokan, tapi salah paham. Jadi ceritanya itu, Rony, dia mau kerja, terus ada anggota kita lagi lari, jadi nyerobot helm dipukul. Tapi dia (Rony) berkata provokatif, terjadi adu mulut, ada anggota yang lain tidak tahu permasalahannya memukul korban," bebernya.
Atas kejadian ini, Sianturi akan bertindak tegas kepada anggotanya yang terbukti terlibat. "Saya sudah menjenguk dan bersilaturahmi dengan keluarganya. Saya dengar keluarga ingin keadilan, makanya kita akan jalani proses hukum. Saya akan usut pelakunya, tindakan ini tidak ditolerir, kami akan tindaklanjuti," tandasnya. (vid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar