Rabu, 05 Maret 2014

Pembongkaran Jembatan Diprotes Warga

Warga yang memiliki jembatan di atas saluran merasa keberatan dibongkar. Tapi karena desakan warga lain yang terkena banjir akibat penyempitan saluran, pengerukanm pun terus dilakukan dengan pengawalan warga.

BANJIR yang lama surut di beberapa titik di Rengasdengklok dan  Batujaya membuat warga meminta normalisasi saluran air. Atas desak itu, pemerintah melakukan pengerukan saluran sepanjang 3 kilometer yang masih berlangsung hingga saat ini. Sayang dalam pelaksanaannya terjadi ketegangan di antara warga yang bangunan dan jembatannya terkena pembongkaran. Warga yang memiliki jembatan di atas saluran keberatan dibongkar, tapi warga yang terkena banjir mendesak pengerukan. Ketegangan pun sempat mewarnai pengerukan.
Ketegangan antar warga muncul beberapa hari terakhir. Para penghuni pasar yang tinggal di atas saluran meminta bangunannya tidak dibongkar, sementara warga yang rumahnya terendam banjir hingga satu bulanan melakukan perlawanan agar alat terus terus bekerja.
Di sisi lain, aparat di Kecamatan Batujaya cepat tanggap meredam ketegangan agar tidak merambat kemana- mana. Meski demikian, pembongkaran pasar saat ini belum dilanjutkan karena menunggu material datang sebagai syarat adanya pengerukan. Sementara warga jembatan kecil menuju rumahnya dibongkar dengan benar. Karena pembongkaran jembatan yang dianggap rendah telah merusak fasilitas lain seperti pagar yang terbuat dari bata dan besi ikut hancur.
Salah seorang warga Batujaya yang merasa dirugikan bernama Toni pada RAKA mengatakan, pembongkaran jembatan milik warga tidak ada sosialisasi yang jelas. Seolah itu kemauan warga lain tanpa ada unsur kemanusiaan. "Pembongkaran jembatan milik warga jelas merugikan. Karena bukan saja dilakukan secara brutal, pagar yang dekat jembatan juga ikut hancur. Siapa yang tanggung jawab. Ini harusnya ada sosialisasi atau pemberitahuan dulu. Jangan seperti ini yang membabi buta," keluhnya pada RAKA.
Ditambahkan dia, di samping tidak ada musyawarah yang jelas, pembongkaran yang dilakukan di luar titik- titik yang disepakati dalam program normalisasi saluran menuju sipon. Spa yang dikerjakan seolah berubah sesuai maunya warga lain yang memang tidak merasakan kerugian.
"Untuk musyawarah di desa saja tidak ada. Dan buktinya Kepala Desa Batujaya membiarkan warga ribut dan bersitegang sendiri," kritiknya.
Meski tujuan warga yang kebanjiran yaitu di Dusun Kelapa Nunggal bisa dimengerti, tapi caranya tidak seperti itu. "Kami tidak menghalangi normalisasi saluran, tapi lakukan dengan baik. Kita menyesalkan langkah yang diambil program normalisasi ini. Karena ada keberpihakan yang dirasakan seperti pasar yang harusnya duluan dikeruk, tapi belum dilakukan. Pdahal muara penyumbatan saluran ada di pasar, ini mah malah diberi toleransi. Di sisi lain kami warga yang memiliki jembatan langsung dibongkar, bahkan jembatan menuju Puskesmas Batujaya saja langsung dibongkar. Padahal ini fasilitas umum yang harusnya paling terakhir dibongkar jika sudah siap dibangun kembali," terangnya.
Di tempat berbeda, warga yang sering langganan banjir di Dusun Kalapa Nunggal seperti diungkapkan Iswadi pada RAKA mengungkapkan, yang diminta yang mendesak normalisasi saluran merupakan hak warga yang kebanjiran. Karena akibat saluran yang sempit dan juga jembatan yang rendah membuat saluran air melebar ke Dusun Kalapa Nunggal. Apa harus kita yang menjadi korban banjir hingga sampai dua bulanan ini.Ini jelas bicaranya warga, sehingga jika hari ini ada kerugian warga yang jembatannya dibongkar itu resiko. Karena saat ini apa yang dilakukan pemerintah adalah jawaban atas keluhan warga yang kebanjiran. Apa yang kita lakukan untuk mengawal normalisasi saluran murni untuk kepentingan bersama. Karena yang kita lakukan setelah sekian lama kita merasa menjadi korban banjir. Tapi bukan berarti kita menjadi provokatif, melainkan meminta keadilan yang sebenarnya,"jelas Iswandi yang mengaku mewakili warga Dusun RT 01,02 dan 03.
Terkait perlawanan pedagang Pasar Batujaya, warga akan tetap mengawal dan meminta pengerukan atau normalisasi tetap dilakukan di wilayah pasar. Karena jika fasilitas warga yang notabene orang mampu saja dibongkar, masa penghuni pasar dibiarkan bertahan. "Untuk masalah pengerukan di wilayah Pasar Batujaya akan tetap kita kawal. Bila perlu semua warga kita kerahkan demi pengerukan dan normalisasi di Pasar Batujaya," ujarnya pada RAKA.
Di tempat pembongkaran, MP Kecamatan Batujaya, Son Aji pada RAKA mengakui apa yang terjadi hanya dinamika di lapangan. Tapi hingga saat ini semua proses bisa berjalan dengan aman. Karena apapun yang terjadi, masih sama- sama warga Batujaya."Insallah ini akan berjalan lancar dan kondusif," harapnya.
Di tempat berbeda, Camat Batujaya Rohmana pada RAKA mengatakan, normalisasi adalah program Pemerintah Karawang yang merespon keluhan warga korban banjir. Karena saluran yang menjadi masalah, maka dilakukan pengerukan sesuai permasalahannya. Dan jika di lapangan terjadi ketegangan itu biasa. Tapi yang penting ketegangan tersebut bisa diselesaikan dengan tetap kelancaran pengerukan.
"Kita hanya ikut menjaga keamanan dan juga kondusifitas bersama elemen lain seperti Polsek,Koramil dan juga pihak desa. Tujuannya agar Batujaya tidak menjadi langganan banjir," kata Camat yang ditemani Kapaolsek Batujaya, AKP Marsono. (dri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar