Jumat, 07 Maret 2014

PKBM Asholahiyah Dituding Manipulasi Data

CILAMAYA KULON, RAKA- Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Asholahiyah, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, dituding melakukan manipulasi data siswa untuk kepentingan bantuan dari pemerintah. Tudingan ini muncul setelah Ketua PKBM Asholahiyah, Heru Saleh, menyebutkan bahwa siswa Paket C sebanyak 253 orang, terdiri dari 109 siswa kelas X, 74 siswa kelas XI dan 70 siswa kelas XII yang ditulis di salah satu media massa lokal.
Salah seorang perintis PKBM Asholahiyah yang meminta namanya tak disebutkan, mengaku prihatin dengan tidak validnya data siswa PKBM Asholahiyah. Menurutnya, jumlah siswa saat ini tak sebanyak apa yang telah disebutkan ketua PKBM.  Ia khawatir, data tersebut disalah gunakan. Selain itu, ketua PKBM juga dinilai tak transfaran soal keuangan. Salah satunya terkait honor tutur sebesar Rp 17 juta untuk 10 orang, hanya diberikan Rp 100 ribu per bulan. "Terlepas benar atau tidak, kita jangan buat kebohongan publik demikian, karena yang kami tahu paket C tidak sebanyak itu," terangnya.
Sementara itu, salah seorang Tutor PKBM Asholahiyah, Jamal, mengaku banyak menerima keluhan dari tutor lainnya, lantarn Ketua tak terbuka soal sejumlah bantuan yang turun ke lembaga pendidikan ini. "Kita hanya minta musyawarah saja, jika ada hal-hal demikian. Benar salah kan bisa diselesaikan," cetusnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi via telpon, Ketua PKBM Asholahiyah, Heru Saleh, mengaku tak pernah mengeluarkan pernyataan di media massa lokal terkait jumlah siswa Paket C sebanyak 253 orang. Menurutnya, ada kesalahan penulisan terkait hal tersebut. "Saya hanya menyampaikan, jumlah peserta ujian kesetaraan PKBM Asholahiyah tahap 1 tahun 2014 jumlahnya adalah 133 orang, dengan rincian Paket A 19 orang, Paket B 44 orang dan Paket C  70 orang, pelaksanaannya pada Bulan April-Mei mendatang," jelasnya.
Dirinya juga membantah tak transfaran soal bantuan ke sekolah, baik dari pemerintah maupun perusahaan. Pasalnya, setiap bulan pembinaan tutor selalu dilakukan, baik itu ada bantuan ataupun tidak. Ia mengaku kaget ketika ada pernyataan bahwa honor tutor sebesar Rp 17 juta per tahun. Karena, honor tutor dihitung dari jadwal mengajar. Sementara terkait soal tanah bangunan PKBM, Heru mengaku tanah tersebut merupakan miliknya. "Kami akui tidak langsung klarifikasi soal data di media lokal itu,  terimkasih masukannya," pungkasnya. (rud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar