RENGASDENGKLOK,SK- Minimnya konsumsi masyaSKt dalam mengkonsumsi buah-buahan segar, diduga akan berimbas pada beberapa hal. Selain faktor kesehatan yang meniscayakan asupan gizi seimbang dari buah dan sayur, para pedagang buah pun dikhawatirkan akan mengalami kerugian akibat rendahnya konsumsi masyaSKt terhadap buah-buahan.
Diungkapkan oleh Anton (34), pedagang buah-buahan di Pasar Rengasdengklok mengakui bahwa komoditas buah masih jarang dibeli dibandingkan dengan komoditas daging atau sayur-mayur. "Mungkin bagi masyaSKt buah-buahan kayak jeruk ataupun apel itu masih masuk dalam kategori makanan mewah, padahal sebetulnya tidak. Apel kita juah per buahnya cuma 2000 rupiah, cukup murah kok,� ucap Anton.
Sehari-harinya, dia bisa menjual hingga berkilo-kilo aneka buah-buahan, hanya saja dirinya mengaku hasil tersebut belum maksimal bila dibandingkan dengan jumlah pembeli komoditas sayur yang bisa terjual hingga puluhan kilo perhari. "Kalau kangkung atau kol dan kentang sehari bisa habis puluhan kilo bahkan berkuaintal-kuintal, karena termasuk dalam kebutuhan bahan pokok buat temen nasi. Kalau buah mah jarang, kalau bukan orang yang bener-bener suka buah mah pasti jarang beli,� tambah dia.
Sementara itu dikatakan Mutiara Herawati S,Km, pemerhati kesehatan masyaSKt mengatakan bahwa konsumsi buah merupakan salah satu faktor keseimbangan gizi masyaSKt. "Buah dan sayur itu sama pentingnya, sama-sama memiliki kadar protein dan vitamin sesuai dengan jenis sayur dan buah. Hanya saja, untuk buah-buahan vitamin yang dihasilkan, sebagian besar lebih tinggi dari sayuran. Nah ini lah yang mungkin jarang disadari masyaSKt kita,� ungkapnya.(fah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar