Endang, Sekretaris Jenderal Ormas Merdeka saat dikonfirmasi RAKA mengaku prihatin dengan keadaan jalan utama atau jalan nasional saat ini. Sebab, banyak terdapat lubang menganga yang demikian besar tanpa tersentuh perbaikan. "Bisa dilihat sendiri, kemacetan yang terjadi disebabkan kondisi jalan berlubang yang semakin hari makin parah. Mereka terpaksa melintas satu demi satu," kata pria itu.
Akibatnya, selain membahayakan keselamatan warga, aktivitas masyarakat pun terganggu. "Biasanya jalanan disini lancar tanpa hambatan. Gara-gara jalan jelek, kemacetan menjadi pemandangan biasa sehari-hari. Macetnya bukan cuma 1-2 kilometer aja, bahkan bisa sampai puluhan kilometer," terangnya.
Tak jarang, jalanan rusak membuat moda transportasi dengan ukuran jumbo kewalahan menghindari jalanan berlubang. "Mereka bisa sampai mengalami patah as roda belakang akibat turunan dan kontur tanah yang terlalu curam hingga semua beban benar-benar di tumpuan roda-roda kendaraan. Kalau tidak kuat, bisa pecah ban ataupun patah as rodanya, akhir-akhirnya di derek juga," seloroh Endang.
Selain faktor gangguan ketertiban dalam berlalu lintas, jalanan rusak membuat warga lainnya kudu ekstra hati-hati. Surahman, warga Perum Sukaseuri, Kecamatan Kotabaru, mengaku nyaris terperosok dalam lubang di Jalan Cikampek-Purwasari. "Kebetulan pas itu, airnya lagi naik atau banjir. Kita sulit membedakan mana air yang dalam dan tidak, kebetulan pas tiba saya lewat ternyata kedalamannya lumayan dan membuat oleng kendaraan, beruntung tidak jatuh karena saya berhasil mengendalikan laju kendaraan,"kisah Surahman. Ia berharap agar institusi terkait segera membenahi jalan-jalan utama dan nasional yang mengalami kerusakan sebelum jatuhnya korban jiwa. (fah)
Cerita lainnya :
- Penjualan Tiket KA Sesuai Tempat Duduk
- Calon Haji Harus Persiapkan Diri
- Soal Pjs Kades Harus Segera Diputuskan
- Pergaulan Bebas Picu Pernikahan Dini
- Ada Tambak Ilegal di Telarsari
- Petani Jatisari Kekurangan Pupuk Urea
- Puasa Kinerja PNS Harus Tetap Optimal
- Pernikahan Dini Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak
- Waspadai Peredaran Makanan Berpewarna Tekstil
- 51 Ibu Rumah Tangga Ikuti Pelatihan UPPKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar