Menurutnya keberhasilan pembinaan siswa bukan milik sekolah. Terutama dalam melakukan pembinaan siswa nakal, peran orang tua lebih penting dari peran sekolah yang hanya memiliki waktu enam jam. "Meski sudah ada program polisi siswa tapi kenyataannya hanya sebuah usaha tanpa menimbulkan pembinaan yang berhasil. Jadi jelas, peran orang tua yang harus dioptimalkan. Karena adanya persamaan visi sekolah dan orang tua, serta masyaSekitar Karawangt yang tidak permasif (masa bodoh) akan lebih mudah melakukan pembinaan siswa nakal," jelasnya.
Ia melanjutkan, tidak seperti zaman dulu, saat ini ketika ada anak yang melakukan perbuatan negatif, masyaSekitar Karawangt seperti tidak mau tahu. Di lain sisi, semua beban pembinaan ditujukan ke sekolah. Padahal sudah jelas, gejala sosial yang negatif muncul saat anak diluar sekolah dan berada di lingkungan masyaSekitar Karawangt. "Sekolah hanya memiliki waktu enam jam, sisanya di luar sekolah. Itu harusnya menjadi perhatian orang tua dan peran serta masyaSekitar Karawangt untuk tidak masa bodoh," ujar pria berkacamata tersebut.
Dengan terjalin kebersamaan, baik masyaSekitar Karawangt, orang tua, sekolah dan pihak keamanan, maka gejala buruk anak-anak sekolah yang sering tawuran atau kriminal lainnya bisa dihilangkan. "Kita bisa menghilangkan tawuran, asal tadi visi pembinaan menjadi kepentingan bersama. Aparat polisi akan sigap jika terjadi pelanggaran. Orang tua ketat mengawasi anak. Sekolah menjalankan fungsi pembelajaran. Dan masyaSekitar Karawangt tidak cuek terhadap kenakalan siswa," pungkasnya. (dri)
Cerita lainnya :
- Rehab SMPN 1 Dengklok Sesuai Aturan
- 10 Siswa PAUD Garuda Diwisuda
- Peran Aktif Perempuan Perlu Ditingkatkan
- Pukat Harimau Masih Digunakan di Perairan Cemarajaya
- Petani Cilebar Ramai-ramai Jual Sawah
- Terminal Dengklok Berubah Jadi Pasar
- Moral Pejabat Harus Dijaga
- Pembangunan Kantor Camat Jayakerta Mangkrak
- DPT Meningkat, TPS Menyusut
- Jelang Ramadan, Satpol PP Segera Gelar Razia Pekat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar