Rabu, 26 Februari 2014

Pelajar SMP Tawuran di Lokasi Wisata Loji

-Mencoba Saling Bunuh dengan Senjata Tajam

TEGALWARU, RAKA - Tawuran pelajar bukan hanya di perkotaan saja, kini prilaku tidak pantas itu sudah merambah ke pedesaan. Layaknya film laga, pelajar berseragam SMP itu mengangkat parang, gesper dari gear sepeda motor, rantai hingga kayu, untuk membunuh pelajar lain yang dianggap musuh di kawasan wisata Loji, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, baru-baru ini.

Diceritakan Kepala Desa Mekarbuana, Andi, Sabtu (22/2) lalu banyak pelajar SMP yang tidak dikenal mendatangi kawasan wisata Loji. Merasa ada yang mencurigakan, dirinya langsung menyusul dan ternyata para pelajar tersebut sudah saling berhadapan menggunakan senjata tajam. "Kami gertak dan akhirnya mereka semua lari. Ada beberapa senjata tertinggal karena tidak bisa dimasukan pada tas seperti parang," tuturnya, kemarin.
Andi meyakini tawuran yang terjadi karena kurangnya perhatian orangtua maupun pihak sekolah. "Kejadian ini tidak mungkin terjadi kalau sejak awal diketahui oleh sekolah atau orangtua," ungkapnya sambil memperlihatkan senjata tajam yang digunakan dalam tawuran.
Melihat itu, Andi menghimbau agar pendidikan anak tidak hanya diserahkan pada sekolah saja, keluarga juga harus ikut mendidik. Pasalnya, anak-anak lebih banyak di rumah dibanding sekolah. Begitu juga masyarakat harus ikut mengantisipasi kenakalan remaja. "Dulu kapan kita dengar anak SMK atau SMA ribut. Tapi sekarang terlihat jelas anak pelajar SMP (tawuran), dan dilakukan jauh di luar sekolah mereka. Artinya mereka tidak lagi saling serang dari sekolah yang satu menyerang ke sekolah lain, namun kini mereka janjian terlebih dahulu sebelum tawuran," ungkapnya.
Ia melanjutkan, seharusnya pihak sekolah juga sering memeriksa tas siswanya, hingga dapat diyakinkan apa yang dibawanya buku pelajaran bukan senjata tajam. "Para orangtua juga jangan hanya memberikan kepercayaan pada pihak sekolah saja, melainkan diperlukan juga perhatian orangtua dengan tujuan meminimalisir kenakalan remaja, yang sebenarnya bisa dimulai dari lingkungan keluarga," ungkapnya. (ark)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar