TEGALWARU, RAKA- Banyak potensi yang belum tergali secara optimal di Kampung Sirnaruju, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, satu diantaranya adalah kopi. Padahal, dalam satu kali panen diperkirakan bisa mencapai 10 ton.
"Tanaman kopi makin banyak ditanam oleh petani, hingga diperkirakan tiga tahun kemudian kopi ini mulai bisa dipanen lagi," kata Ukat (46) pada RAKA, belum lama ini.
Ukat berharap, hasil panen yang terus meningkat dari musim ke musim, bisa dilirik Pemerintah Kabupaten Karawang untuk dijadikan produk unggulan di wilayah Karawang selatan. "Kami selaku masyarakat setempat tidak begitu paham tentang permasalahan pengembangan produksi kopi. Dengan adanya tanaman ini kami hanya menginginkan seluruh hutan yang ada di pegunungan Sanggabuana terjaga, hingga kelestariannya akan bertahan sampai kapan pun. Namun perekonomian masyarakat pun harus terbangun, maka salah satu pilihan bagi petani adalah kopi," ujarnya.
Dede (35) petani kopi lainnya berharap akses jalan menuju Karawang kota bisa segera diperbaiki, agar kopi yang dihasilkannya bisa dikirim ke Karawang. Pasalnya, selama ini kopi asli Tegalwaru ini hanya dijual ke wilayah Cariu Bogor. Selain ongkos transportasi lebih murah, juga lebih dekat. "Harusnya pemerintah melihat peluang ini," ujarnya.
Sementara itu, Jaji Maryono SP, PPL di desa tersebut juga membenarkan sampai saat ini pemasaran kopi masih dikirim ke Cariu Bogor. Selain jarak tempuh lebih dekat, kondisi infrastruktur juga lebih bagus dibanding jalan menuju Karawang kota. "Kopi yang berkualitas tentu menjadi faktor yang mutlak yang harus diperhatikan, mengingat kopi merupakan bahan yang mendasar dalam setiap resep sajian kopi," ucapnya. (ark)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar