Rabu, 11 Juni 2014

Pola Tanam Konvensional Masih Dominasi Petani

PANGKALAN, SK - Pertanian yang berkembang saat ini masih didominasi cara pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk kimia. Begitupun pemberantasan atau mengatasi hama dan penyakitnya. Jika sistem bertani seperti ini dipertahankan, dikhawatirkan akan semakin memperburuk kesuburan tanah pertanian di Karawang, sehingga akan menurunkan hasil panen petani.   

Kekhawatiran ini diungkapkan Mina (45), petani asal Kampung Kidangranggah, Desa Cintaasih, beberapa waktu lalu. Padahal, menurut dia, penggunaan pupuk dan pemberantasan hama organik lebih menguntungkan ketimbang pupuk kimia. Kendati demikian dia tidak menampik hingga saat ini belum semua petani di Kecamatan Pangkalan menggunakan pupuk organik. "Saya sudah tiga tahun menanam padi dengan cara organik. Buat saya bertani dengan cara organik bukan hanya melakukan program pemerintah tetapi juga lebih memudahkan dan menghemat biaya," ucapnya.  
Mina menyampaikan pemikiran logisnya bahwa tanah yang lebih subur akan menghasil gabah yang gemuk dan harga yang lebih tinggi. "Secara logika tanah juga butuh makanan. Jika makanannya bener kesehatannya juga akan membaik. Jika tanahnya sehat makan apapun yang ditanam akan subur dan menghasil hasil yang baik pula," ucapnya.
Ditambahkan juga, pembangunan selalu berimbas terhadap lingkungan. Diantaranya adalah konversi lahan pertanian menjadi industri dan pemukiman. Konversi lahan ini mau tidak mau akan mempengaruhi tanah disekitarnya, dimana akhirnya akan mempengaruhi kesuburan tanah tersebut. Sementara disatu sisi pemerintah menganjurkan untuk mencapai ketahanan pangan. Salah satunya adalah dengan car meningkatkan hasil produksi. "Bagaimana produksi bisa meningkat bila tanah yang ditanami sudah tidak subur," ucapnya.
Karenanya, anjuran untuk kembali kepada pola tanam organik dinilai satu-satunya cara untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian. "Rata-rata tanah pertanian di Indonesia sudah mengalami kejenuhan dari pupuk kimia yang sudah digunakan lebih dari 30 tahunan, sehingga hasilnya tidak lagi maksimal. Selain permasalahan tersebut, harga pupuk dan cara mengantisipasi hama dan penyakit yang menggunakan bahan kimia ini juga semakin mahal dan kebutuhannya semakin meningkat. Karena itu anjuran penggunaan cara bertanam organik saat ini dinilai tepat untuk dilakukan," ucapnya.
Petani yang sudah mempraktekan cara tanam padi dengan organik ini juga mengajak petani lainnya untuk menanam padi dengan cara organik pula. Sebab yang ia rasakan, biaya untuk operasional dan kebutuhan pupuk dan lainnya semakin berkurang, sementara hasilnya semakin meningkat. Tak hanya itu, Mina meyakini beras yang dimakannya lebih sehat dibanding dengan menggunakan pupuk kimia. Namun dia berharap, bukan hanya pada petani, tetapi pemerintahan agar melakukan pendampingan terhadap petani terhadap pola tanam secara organik. (ark)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar