Data yang diperoleh Radar Purwakarta menyebutkan, selain ketebalannya dinilai dibawah standar minimal tebal jalan lingkungan, kekuatan jalan nya juga sangat diragukan. �Penghotmikan jalannya cuma setebal 3 cm, kekuatan jalannya gimana kalau tipis seperti itu, pastinya tidak akan kuat dan tahan lama,� ungkap warga Desa Mekarsari, Kecamatan Darangdan, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Kecurigaan warga setempat lanjut Dia, bermula dari pengerjaan proyek pengaspalan jaling tersebut yang tidak mencantumkan papan proyek. Sehingga warga menduga proyek tersebut dikerjakan tanpa keterbukaan, dan warga menduga hal tersebut dijadikan kesempatan untuk pengerjaan jalan yang tidak sesuai spek dan perencanan anggaran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta.
"Tidak ada papan proyeknya. Mestinya kan papan proyek itu ada sebagai data pembangunan jalannya. MasyaSKt yang ingin mengetahui mengenai proyek jalan itu bisa melihatnya langsung di papan proyeknya. Nah, ini tidak ada sama sekali. Jadi Bagaiman masyaSKt bisa tahu spek pengerjaan yang dilakukan," paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Ormas Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Purwakarta, Heriyanto, mengatakan, dalam pengerjaan proyek APBD ada standarisasi yang mesti dilaksanakan, termasuk transparansi. �Jika kejadiannya seperti itu (tanpa papan proyek, red), gimana masyaSKt bisa melakukan kontrol. Dan jangan aneh jika masyaSKt menaruh curiga, saat melihat ada ketidakwajaran. Tapi yang jelas, semua prosedur yang ditempuh, karena itu anggaran pemerintah dan bersumber dari masyaSKt,� paparnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari, saat akan dikonfirmasi tidak sedang ditempat. Radar Purwakarta hanya ditemui sejumlah aparat desa yang tengah melakukan rutinitas pekerjaannya. �Pak Kadesnya tidak ada, lagi ke kota. Yang tahu permasalahan proyek jalan itu hanya pak Kades,� kata Lilis, Sekdes Mekarsari. (awk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar