English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Jumat, 06 Juni 2014

Alza el Rohmah Asuh Yatim dan Duafa

-Tidak Mengandalkan Bantuan Pemerintah

KARAWANG, SK �  Usaha yang dilakukan Yayasan Alza el Rohmah mendidik anak yatim dan kaum duafa patut diacungi jempol. Pasalnya, yayasan yang dibentuk oleh tiga orang yaitu H Ahmad Badrussalam, Drs Muhammad Yazid dan Maman Suherman SE, hingga kini mampu berdiri sendiri tanpa mengandalkan belas kasihan dari siapapun.
H Ahmad Badrussalam mengatakan, awalnya ide untuk membuat yayasan yatim piatu dan duafa tersebut lahir ketika dirinya menunaikan ibadah haji. Melalui diskusi yang panjang dengan pengasuh Ponpes Nihayatul Amal, H Tatang Sihabudin dan juga pengasuh pondok pesantren yang ada di Purwokerto, H Gus Rifki, maka lahirlah yayasan anak yatim dan duafa Alza el Rohmah di Perum Bintang Alam Blok O/14 RT 31 RW 12 Telukjambe. �Awalnya ide tersebut muncul pada tahun 2009 ketika sedang menunaikan ibadah haji, berbagi kepedulian terhadap anak yatim dan kaum duafa,� jelas H Ahmad atau yang lebih dikenal dengan H Aam saat berbincang dengan SK belum lama ini.
Yayasan semi pesantren yang didirikan pada tahun 2011 tersebut,  awalnya hanya mempunyai tujuh orang santri dengan satu orang ustaz sebagai pengajar. Sekarang, Alza el Rohmah yang diurus lima orang mempunyai 31 siswa dan tiga ustaz. Dengan tiga bangunan utama, rencananya Yayasan Alza el Rohmah akan memperluas lokasi dengan pembangunan gedung khusus santri perempuan. �Pengurus tidak mengandalkan penghasilan disini, melainkan punya pekerjaan masing-masing, ini murni kepedulian sosial,� kata Aam.
Ia menambahkan, pemasukan yayasan bersumber dari donatur dari latar belakang yang berbeda seperti dari perusahaan atau instansi, dan juga masyaSKt lainnya yang peduli akan anak yatim dan kaum duafa. �Untuk anak yatim siapapun boleh masuk, sedangkan untuk kaum duafa ada seleksi. Kami mempunyai tim seleksi khusus, karena banyak kasus orang yang pura-pura kelihatan seperti kaum duafa padahal orang yang berada.  Yayasan ini bukan tempat penitipan anak, kami juga tidak mencari kuantitas santri tapi kualitasnya, agar anak yatim dan duafa bisa mandiri. Lalu setelah itu dapat menularkan kepedulian pada yang lain dan memiliki nilai-nilai tidak meminta-minta,� jelasnya.
Sementara itu, nama Alza el Rohmah sendiri diambil dari nama keluarga H Aam yaitu Ali, Zaenal dan Rohmah yang berarti mulia, berkembang dan kasih sayang. Alza el Rohmah mengadopsi sistem pendidikan semi pesantren dimana 60 persen pelajaran agama dan 40 persen pelajaran umum. (ega)

Cerita lainnya :

1 komentar:

  1. Aassalam'mualaikum... Maf kalo mau Adopsi anak bayi ada eg ummi/ pk hj...

    BalasHapus