"Kami meragukan kinerja para pelayan publik di bulan ramadhan ini. Tidak dalam keadaan puasa saja kedisiplinan pelayan pubil masih jelek apalagi dalam keadaan puasa," ujar Ana.
Salah satu contohnya adalah kedisiplinan para pelayan publik yang bertugas di Kantor Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kotabaru, yang selalu sepi saat jam kerja. "Karenanya, seharusnya kedisplinan pegawai itu harus betul-petul dipantau agar masyaSKt bisa dilayani dengan baik. Apalagi di bulan puasa ini, biasanya puasa sering dijadikan alasan untuk bermalas-malasan," tandasnya.
Dia meminta kepada pejabat penentu kebijakan yang berkaitan dengan disiplin pegawai untuk secara serius memantau kelapangan agar tidak terjadi penurunan kinerja. "Sanksinya harus diperjelas dan dipertegas, ini agar pelayan publik serius dalam menjalankan tugasnya, tidak asal-asalan. Karena kalau tidak semuanya akan berjalan apa adanya, itu jelas merugikan rakyat," ujarnya.
Bila perlu, tambah Suryana, sanksi yang diberikan itu sampai pada pencabutan jabatan, kalau itu terjadi menurutnya kinerja pemerintah bisa terus diperbaiki.
"Kalau di biarkan ya akan seperti ini terus. Mereka keenakan makan gaji buta, padahal kewajibannya sebagai pelayan pubil tidak dijalankan secara optimal," pungkasnya. (zie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar