English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 10 Juni 2014

Jalan Tegalwaru Ditutup Warga

-Pengusaha Galian C Hanya Bisa Rusak Jalan

PURWAKARTA, SK - Kecewa terhadap janji perusahaan, puluhan warga Kampung Ciakar, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, melakukan aksi peutupan jalan, Senin (9/6). Akibatnya, puluhan kendaraan yang hendak masuk dan keluar perusahaan tambang tersebut tertahan.
Aksi warga ini merupakan puncak kekesalan mereka kepada PT Mandiri Sejahtera Sentra, perusahaan tambang di Desa Sukamulya yang dinilai tidak kunjung menepati janjinya. Salah satunya menyangkut rencana perbaikan jalan yang memanjang di desa mereka. Hingga kini jalan tersebut masih dibiarkan rusak dan berdebu. Janji lainnya menyangkut dana kompensasi yang tidak juga mendapat kejelasan.  "Sampai sekarang kompensasi perusahaan kepada masyaSKt tidak jelas," keluh Cecep (54), warga sekitar.
Sebaliknya, masyaSKt justru lebih sering mendapat dampak buruknya. Sebut saja debu jalan dampak mondar-mandirnya mobil besar ke perkampungan mereka. Bukan saja mengganggu pernapasan warga, tapi juga mengotori pakaian dan rumah mereka.
Belum lagi, banyak material tambang yang kerap terbawa arus air hingga menutupi sejumlah areal pertanian milik warga. "Terhadap semua ini belum jelas apa dan bagaimana kompensasinya. Makanya, kami minta perusahaan bertanggungjawab. Kami siap membuka jalan asal ada kejelasan sikap dari perusahaan," desak Cecep.
Setelah melalui proses mediasi yang alot antara masyaSKt dan pihak perusahaan dengan melibatkan unsur pemerintah desa dan unsur kepolisian dari Sektor Plered, kesepakatan sementara pun dihasilkan. Diantara isinya, antara warga dan perusahaan siap menggelar pertemuan lanjutan.
Humas PT Mandiri Sejahtera Sentra, Adang mengaku belum bisa memberikan keputusan terhadap sejumlah tuntutan yang disampaikan masyaSKt. Meski begitu, usulan tersebut dipastikannya akan segera disampaikan kepada pimpinan perusahaan selaku pemegang kebijakan.
Demikian halnya menyangkut kompensasi yang diminta warga dari armada angkutan tambang yang rutin melintas, hal itu terlebih dulu akan dikomunikasikan dengan pihak perusahaan transporter bersangkutan. "Kita akan komunikasikan dulu," jawab Adang.
Mendapat jawaban tersebut, warga pun dengan tertib membubarkan diri. Akses jalan menuju perusahaan mereka buka kembali. Kendaraan besar pengangkut hasil tambang yang tertahan bisa kembali melintas. Namun warga juga mengancam akan menggelar aksi serupa jika tuntutan mereka terhadap perusahaan tidak dipenuhi. (nos)

Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar