English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 10 Juni 2014

Polda Jabar Incar Pertambangan Ilegal

-Bupati Sudah Dimintai Keterangan

KARAWANG, SK - Pertambangan liar di Karawang selatan yang membabi buta kini mulai diselidiki Polda Jawa Barat. Hal itu diketahui, setelah tersiar kabar bawah Bupati Karawang Ade Swara kedatangan aparat dari Polda Jabar, baru-baru ini.
"Iya benar saya kedatangan empat anggota polisi dari Polda Jabar menanyakan soal pertambangan liar di Karawang Selatan. Saya sudah instruksikan pejabat terkait untuk menjelaskan dan memberikan data yang dibutuhkan penyidik," kata Ade Swara kepada wartawan.
Menurut Ade, Pemerintah Kabupaten Karawang akan menyiapkan data-data seputar kegiatan pertambangan liar yang terjadi di sejumlah titik di Karawang Selatan, menyusul adanya permintaan data dari Polda Jabar. "Kemungkinan akan ada pertemuan lagi untuk membahas tentang kegiatan pertambangan di Karawang Selatan," jelasnya.
Menurut bupati, jajaran Polda Jabar mendatangi Pemkab Karawang karena sebelumnya telah menerima laporan dari masyaSKt Karawang seputar kegiatan pertambangan. "Kami juga tidak mengetahui secara pasti, laporan masyaSKt ke Polda Jabar terkait kegiatan pertambangan di Karawang bagian selatan itu seperti apa," kata bupati.
Meski demikian, Humas Polda Jabar Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengaku belum akan melakukan pemeriksaan terkait dugaan pembiaran pertambangan liar di Karawang selatan oleh Ade Swara. "Belum ada pemeriksaan (bupati) terkait tambang," ujarnya dalam pesan singkat yang diterima SK, Senin (9/6) kemarin.
Catatan SK, sejak beberapa tahun terakhir kegiatan pertambangan liar yang mengatasnamakan pertambangan rakyat di Karawang selatan atau di wilayah Kecamatan Pangkalan semakin tidak terkendali. Ironisnya, pertambangan tersebut menggunakan bahan peledak serta alat berat.
Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Karawang Asep Oki Takhik menuturkan, persoalan pertambangan di Karawang Selatan sebenarnya sudah lama. Namun sayang, Muspida terutama Bupati Karawang kurang bersikap, sehingga persoalan ini terus melarut. "Kebanyakan pemerintah itu bersikap ketika sudah kebakaran. Tapi ketika baru jadi asap, potensi itu diabaikan," tuturnya.
Harusnya kata Oki, ketika persoalan ini menuai polemik, ekskutif segera bertindak. "Semestinya eksekutif dari awal bersikap. Tapi kenapa pertama muncul tidak ambil sikap. Sebenarnya ini kebodohan. Ini aneh, gak habis pikir saja," jelasnya.
Yang disayangkannya, kata Oki, pertambangan yang dilakukan di Karawang Selatan ini dilakukan secara sporadis dengan menggunakan bahan peledak dan alat berat. "Pertambangan rakyat kok bergeser, masa ada dinamit. Persoalannya hanya dikeseriusan, hukum aparat, pemerintahan. Kalau semua taat, fenomena itu tidak akan muncul," pungkasnya. (vid)


Cerita lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar